Kamis, 28 Juli 2016 10:08:00
19 Orang Wanita Penghibur Terjaring Dalam Operasi Pekat Di Kelok Indah
KAMPAR, RIAU, - Kendati beberapa kali gagal melakukan operasi penertiban penyakit masyarakat, namun pada akhirnya, dalam operasi yang dilakukan oleh tim Yustisi Kabupaten Kampar, pada Kamis (28/7/2016) 12.30 dini hari membawa hasil yang menakjubkan.
Satuan polisi pamong praja (Pol PP) Kampar akhirnya berhasil menjaring sebanyak 19 orang pekerja sex komersial (psk) yang bekerja dibeberapa kafe di Kelok Indah Kecamatan XIII Koto Kampar.
Kasat Pol PP Kabupaten Kampar H. Muhammad Jamil S.Sos yang didampingi Kabid Ketertiban umum dan ketentraman Masyarakat (Tibum tranmas) Ahmad Zaki MM di Kantor Sat Pol PP Kabupaten Kampar, Bangkinang mengatakan, 19 orang yang terjaring Razia dalam operasi pekat oleh Tim Yustisi yang terdiri dari Sat Pol PP, Polisi dan TNI ini bertempat di warung remang-remang Kelok Indah XIII Koto Kampar.
Mereka yang diamankan ini merupakan penjaga kafe, PSK, dan mucikari, setelah digerebek mereka langsung di bawa ke Kantor Sat Pol PP Kabupaten Kampar untuk diproses lebih lanjut. "Setelah data oleh petugas pol pp, wanita ini akan segera diserahkan ke dinas Sosial untuk dilakukan pembinaan," Ungkap Kasat Pol PP, M. Jamil.
Lebih lanjut, kabid trantib Zaki juga menyebutkan bahwa dalam operasi ini akan menarget kan untuk meringkus 24 orang PSK, namun sayangnya, lima orang wanita penghibur itu juga berhasil kabur dengan pelanggannya.
"Sebelum melakukan operasi ini, kita sudah memantau melalui dua orang anggota Intel Pol PP diantaranya, Hendri dan kanit intelnya Jufri Hendri, setelah memastikan kondisi aman, sejumlah anggota pol PP gabungan TNI dan polisi langsung turun melakukan penangkapan," Terangnya.
Dalam kesempatan itu, Zaki juga menghimbau kepada dinas sosial kedepannya untuk bisa dapat memberikan pembinaan yang baik, agar mereka tidak kembali lagi ke profesinya. "Kita menghimbau kepada dinas sosial agar dapat memberikan pembinaan kepada mereka, apakah semacam keterampilan atau apalah namanya, yang pasti mereka tidak kembali lagi ketempat itu," tutup Zaki. (das)