Senin, 30 Mei 2016 22:25:00
Bupati Kampar Jefry: Jadilah Pelopor Keberhasilan Pertanian di Semenanjung
SIAKHULU-Bupati Kampar Jefry Noer menutup secara resmi pelatihan petani dan pelaku agribisnis dan pelatihan rumah tangga mandiri pangan dan energi (RTMPE) Angkatan 1 tahun 2016 yang berjumlah 101 peserta dari seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Kampar serta 22 peserta pelatihan asal kenegerian kerajaan perak negara Malaysia Senin (30/5/16).
Hadir dalam acara penutupan itu rombongan dari kerajaan perak Malaysia Dt mohd amin bin zakaria exco pendidikan, sain dan teknologi. Dt ismail safiah ketua pegawai executif yayasan bina upaya negeri perak. Abu bakar selaku pengarah unit perancangan timbalan ekonomi negeri perak yang datang menjemput masyarakat perak yang telah mengikuti pelatihan selama dua minggu di Kampar.
Saat memberikan arahannya Jefry Noer kembali mengingatkan masyarakat kenegrian perak Malaysia untuk memperhatikan PH tanah saat akan menanam cabe atau bawang di malaysia nantinya, jangan sampai menanam cabe ataupun bawang di tanah yang memiliki PH dibawah 6 agar hasilnya maksimal.
Selain itu jefry Noer juga mengingatkan keberhasilan Muslim yang merupakan alumni pelatihan p4s yang berhasil meraup keuntungan lebih dari 1 milyar rupiah dari hasil bertani cabe.
Jefry juga mengingatkan 81 peserta pelatihan P4S asal Kampar dan 22 peserta asal perak Malaysia yang lulus agar bersungguh - sungguh untuk menjadi petani yang berhasil dan tidak main-main dalam bekerja, dan segera memulai dari apa yang mampu dibuat dengan kemampuan yang ada.
Kepada peserta Malaysia jefry menumpukan harapanya di pundak peserta asal Malaysia ini.
"Jadilah pelopor dalam keberhasilan penanaman bawang di semenanjung Malaysia sana, agar terbebas dari import bawang. Perak berdikari dalam pertanian bawang sehingga terkenalah bawang disana berasal dari negeri perak,"harap Jefry.
Kepada peserta pelatihan Jefry juga menekankan agar dapat mengupayakan sekecil apapun ilmu yang didapatkan agar segera diaplikasikan.
"Segeralah sepulang dari pelatihan ini dimulai dari ayam 100 ekor, kolam lele dengan menggunakan terpal, menanam bawang atau cabe walau hanya dilahan 500 meter atau budidaya jamur, tidak musti harus memiliki sapi dahulu baru mulai membuat usaha, jangan menjadi manusia tulang rusuk panjang yang artinya diatas pemalas" ujar jefry.
Sementara itu Dt mohd amin bin zakaria exco pendidikan, sain dan teknologi saat memberikan pidatonya mengharapkan kepada 22 peserta asal kenegerian perak agar menjadi Pioneer yang dapat dicontoh bagi masyarakat perak lainya.
"Kami nak menjadikan 22 orang ini menjadi traineer dikenegerian perak, semoga project ini bisa diterapkan di perak nantinya" ujar Dt Mohd amin bin zakarya.
Sementara itu saat diwawancarai peserta pelatihan asal kerajaan perak Malaysia yang juga merupakan ketua rombongan peserta pelatihan asal perak H.M Mohd saaidin bin yusof mengungkapakan rasa syukurnya atas semua perhatian yang telah diberikan selama mereka mengikuti pelatihan dan melalui pelatihan yang dijalaninya selama 2 minggu telah memberikan energi positif untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama disini agar segera menerapkan ilmunya dinegaranya.
"Lepas ini setibanya dikampong kami nak cube buat tanam bawang disana, tapi dengan jenis bawang yang di konsumsi oleh masyarakat Malaysia sana tentunya karena bawang konsumsi di malaysia ukuranya besar-besar asal negara india,"ujar Saaidin.
Lanjut pria berusia 60 tahun ini menjelaskan bahwa bawang yang dikonsumsi dimalaysia memiliki ukuran yang besar dan berasal dari india dan Myanmar, dirinya berharap semoga nanti dirinya dapat menularkan ilmu yang didapatnya dari pelatihan selama dip4s kepada masyarakat Perak lainnya.
Pria yang memiliki usaha waralaba warung runcit (swalayan) Freshsmart ini mengaku usahanya saat ini tersebar cukup banyak di daerah perak dan sabah yang nantinya apabila usaha pertanian yang dibuatnya telah berhasil maka akan mencoba memasarkan hasil produksi pertaniannya sendiri, ambisinya terbangkit karena dirinya pernah menggeluti bisnis eksport import bawang untuk kebutuhan bawang dinegaranya.
"Kita nak coba berdikari, nantinya kami akan musyawarah dengan pihak kerajaan menindaklanjuti penanaman bawang di perak sehingga Malaysia nantinya dapat terlepas dari mengimpor bawang," ungkap Saaidin
Terakhir yang merupakan rumusan yang sangat luar biasa bagi masyarakat perak saat mengikuti pelatihan ini adalah rumah tangga mandiri pangan dan energi karena mengajarkan pemanfaatan hasil pertanian dengan hasil yang maksimal walaupun dengan lahan yang hanya 1000 meter, mulai dari pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk dan biogas, budidaya ayam dan lele serta segala proses pengelolaanya sehingga sampai pada proses akhirnya.
"Kita akan bincang dan mulakan pengusahaan yang dapat diterapkan dengan cost yang murah" ujar saaidin.***(rtc/hms)
Share
Komentar