Jumat, 13 Maret 2015 14:45:00
Ketika Anak Kampung Mengejar Mimpi, " Melawan" Anak Bupati
RIAUONE.COM, BANGKINANG, KAMPAR, - Saya yakin kita pernah menyaksikan cerita pilu pendekar Kampung --- film Laskar Pelangi --- yang mmperjuangkan mimpi-mimpinya dalam keadaan kehidupan yang cukup terbatas.
Modal mereka tidak lebih adalah sebuah semangat.
Semangat diri yang didorong oleh perubahan nasib ke arah yang jauh lebih baik. Semuanya dikisahkan berakhir manis, kendati pada kisah kehidupan nyata, salah seorang diantara pemain Laskar Pelangi, di dera sakit dan meninggal dunia dalam kamar kos yang ditempatinya selama kuliah di Institut Kesenian Jakarta.
Menjelang diadakannya Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kampar di Bangkinang, pada pertengahan maret 2015, kisah kehidupan anak-anak Laskar Pelangi itu membekas pada pikiran saya, dan pikiran itu dituangkan dalam bentuk tulisan subjektif, memandang dua figur bakal calon Ketua KNPI Kampar, Said Ahmad Badrun dan Abu Nazar.
Bagi saya pribadi, dua sosok pemuda Kampar asal Kecamatan Tapung dan Desa Koto Perambahan, Kampar Timur ini memiliki nyali yang kuat untuk ikut bertarung melawan kandidat lainnya, yang kabarnya kandidat paling kuat anak bupati Kampar, Jefri Noer.
Saya tidak kenal dan mencari tahu siapa namanya. Kabar yang saya dapatkan, anak Jefri berminat menjadi Ketua KNPI Kampar, seorang anggota DPRD Kampar, kedua orang tuanya mendukung, sebagian dukungan suara untuknya mengalir lancar, dan diyakini: kalau figur itu maju, pupuslah harapan dua anak kampung ini, Abu Nazar dan Said Ahmad Badrun.
Sebenarnya, ada baiknya juga anak bupati Kampar ikut bertarung pada Musda KNPI Kampar. Setidaknya, dengan pertarungan yang sengut, kita semua mendapat gambaran, bahwa perjuangan Said Badrun dan Abu Nazar, adalah perjuangan penuh spirit tanpa memandang latar belakang apapun jua. Dan saya rasa, jiwa petarung seperti itu harus ada pada diri setiap calon pemimpin bangsa. Masyarakat tidak boleh mengucilkannya, apalagi pada era sekarang, kemapanan ekonomi, kemapanan jabatan dan kuasa, selalu dijadikan tolok ukur kememangan pada pentas demokrasi bangsa.
Mudah-mudahan, kedua anak desa, yang salah satunya adalah anak buruh batu dan penggali pasir kerikil di Sungai Kampar itu, jaya menggapai citanya, mengejar harapan anak muda Kampar, yang sebagian diantaranya terjerembab pada beragam kasus narkotika.
Selamat berjuang, tahnia, semoga mampu mengemban Amanah.(sk)
Share
Berita Terkait
Komentar