Rabu, 25 Februari 2015 20:14:00
MELIRIK SEMANGAT BUPATI KAMPAR UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT
Riauone. Kampar.roc.Hampir Empat Tahun Kepemimpinan Bupati Kampar H. Jefri Noer Kampar semakin hari semakin berkembang baik dari segi Pembangunan Fisik maupun pembangunan mental dan rohani Masyarakat Kampar, Bupati Kampar H. Jefri Noer di beri gelar Bapak Pembangunan Kampar oleh Ketua DPRD Kampar Ahmad Fikri pada acara Ulang Tahun Kampar yang ke 65 di saat menjelang penutupan sidang paripurna HUT Kampar.
Banyak pihak memuji keberhasilan Bupati Kampar dalam membangun Kampar, dari segi kepedulian masyarakat Bupati Kampar menargetkan, Pemberantasan Kemiskinan, pengangguran dan rumah Kumuh dengan istilah tiga zero, dari segi Pembangunan Insfrastruktur, Pembangunan jalan dan fasilitas umum keperluan masyarakat Kampar terus di gesah, Pembangunan mental dan rohani keagamaan Bupati Kampar menggalakan program magrib mengaji, shalat berjamaah, serta melakukan syafari dakwah pembangunan sebagai bentuk program yang turun langsung kelapisan masayarakat Kampar, melalui program ini Bupati Kampar dapat menerima dan mengetahui langsung keinginana Masyarakat, bercengkrama dengan rakyat secara langsung, istilah yang di pakai Presiden Jokowi Blusukan, Bupati Kampar juga terlebih dahulu sudah melakukan hal ini. Untuk lebih detilnya ini gambaran keberhasilan Bupati Kampar dalam sorotan media yang belum bisa kami muat secara keseluruhan
WUJUDKAN KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT DENGAN PROGRAM SAKTI TIGA ZERO
Bupati Jefry Noer berharap melalui tiga program sakti tersebut, masyarakat dapat terbebaskan dari kamiskinan yang selama ini membelenggu, menjadi masalah terdepan sekaligus penghambat pembangunan. "Tri Zero adalah program kesejahteraan rakyat dengan target 259.200 keluarga dapat terbebas dari kemiskinan," katanya. Tiga program sakti itu disalurkan setiap bulannya melalui pelatihan untuk warga di tiga sektor potensial seperti pertanian, perikanan dan peternakan.
Jefry mengatakan, dalam sebulan itu ada 240 warga yang dilatih keterampilan di Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) terpadu Kubang Jaya. Merekalah calon-calon Gatotkaca yang akan mampu mengalahkan ketatnya persiangan. Wisanggeni yang selamat dari ancaman kematian, serta Sitija yang sakti.
Dengan harapan, "kesaktian" per orang nantinya dapat melakukan pembinaan dan memberikan ilmu mereka terhadap seratus orang lainnya. Dengan demikian, lanjut dia, maka akan ada 2.400 orang yang terserap dalam kesuksesan pelatihan itu. Per kelompok akan diberikan "senjata sakti" berupa pinjaman dana secara bergulir, dimana untuk pertanian itu Rp30 juta, perikanan Rp60 juta, dan peternakan sebesar Rp100 juta.
Jika setiap orang mampu mengembangkan usaha sesuai dengan bidang pembinaannya masing-masing, lanjut dia, maka per orang akan membutuhkan tenaga tambahan paling sedikit tiga orang sebagai pekerja. "Kalau dikalikan, berarti 3 kali 2.400 ada sebanyak 7.200 orang kepala keluarga yang akan terselamatkan dari kemiskinan.
Program ini ditarget sebulan telah berjalan dan sukses," katanya lagi. Dan jika dikalikan lagi, kata Jefry, selama satu tahun berarti akan ada 86.400 keluarga miskin yang dapat meningkatkan perekonomian mereka, dan bukan tidak mungkin mereka akan menjadi pengusaha pertanian, perikanan dan peternakan yang sukses dengan omset yang besar, berlimpah.
Jefry mengatakan lagi, bahwa Program "Tri Zero Kemiskinan" di "Kawah Candradimuka" Kampar akan dijalankan selama tiga tahun dengan target maksimal akan ada 259.200 keluarga dapat terbebas dari "musuh" kemiskinan. "Anggap saja program ini hanya berhasil 50 persen, itu artinya 129.600 keluarga telah terselamatkan. Mereka bisa terbebas dari kemiskinan," katanya.
Jefry Noer mengatakan, pihaknya sangat serius untuk memberantas kemiskinan di dearah itu dengan penerapan berbagai program kesejahteraan rakyat. Karena kemiskinan, adalah musuh utama dari pembangunan.
"Bagaimana daerah itu bisa maju jika masyarakatnya tidak memiliki keahlian, keterampilan bertarung seperti para ksatria perwayangan. Jika Gatotkaca saja mampu mengalahkan musuh para dewa, Wisanggeni sanggup besar di kawah superpanas, dan Satija yang penuh kesaktian, maka artinya tidak ada yang tak mungkin," kata dia.
Menurut dia, masalah kemiskinan adalah masalah utama yang harus diselesaikan, setidaknya dapat diminimalisasi sehingga pembangunan, perekonomian dan sektor-sektor lainnya termasuk pendidikan dan kesehatan turut terdongkrak.
Jika masyarakat sudah sejahtera, lanjut Jefry, maka taraf kehidupan mereka juga akan berubah. Memakan makanan bergizi sehingga sehat dan dapat menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan formal yang tinggi hingga kuliah dan menjadi sarjana, sampai akhirnya menjadi ksatria yang akan membangun kawah-kawah pencetak para calon ksatria lainnya.
Semuanya Mungkin
"Jadi kami sangat yakin Kampar dapat maju, berkembang dengan baik jika semuanya dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan," kata Jefry Noer. Menurut dia, sekarang semuanya bisa dan jauh lebih mudah karena didukung dengan teknologi yang memang terus berkembang. Semuanya bisa dilakukan dengan cara-cara yang tepat dan akurat sehingga Kampar benar-benar menjadi Kawah Candradimuka dalam kisah yang nyata.Tidak ada yang tidak bisa ditanam di tanah Kampar.
Menurut dia semuanya bisa dilakukan dengan pemanfaatan teknologi sebagai kesaktian di zaman modern saat ini."Malahan di negara-negara maju seperti Jepang dan Singapura, mereka menanam di atas gedung. Dan di Kampar, masih ada jutaan hektare lahan siap untuk ditumbuhi berbagai jenis tanaman. Tentu dibutuhkan orang-orang sakti yang terlatih," katanya.
Seperti menanam cabai, menurut Jefry, banyak masyarakat yang tidak mengerti jenis tanaman pertanian ini, hingga akhirnya satu batang cabai itu hanya menghasilkan 4 ons, normalnya jika dikelola dengan baik, hasilnya bisa jauh lebih besar, yakni mencapai dua kilogram per batang.
Makanya, menurut dia, perlu diarahkan, masyarakat diberikan ilmu yang mapan sehingga mampu bertani dengan hasil yang memuaskan dan lebih baik.
"Saya sering bilang, jangan coba-coba menanam cabai, atau bawang dengan PH di bawah enam persen. Saya sampai hafal, sekarang ini satu batang cabai itu modalnya Rp7 ribu, jadi jika ada uang Rp30 juta, harusnya bisa menanam 4.000 batang cabai di lahan seperempat hektare," katanya.Nah berapa hasilnya? Jefry melanjutkan, bahwa jika Rp7.000 dikalikan 4.000 batang berarti modal tertanam adalah Rp28 juta.
Jika dikelola dengan baik, satu batang cabai itu menghasilkan 1 hingga 2 kilogram, sampai beberapa kali panen. Jefry melanjutkan, anggap saja panennya satu kilogram per batang, dan dikalikan 4.000 berarti hasilnya mencapai 4 ton per sekali panen. Jika dikalikan harga cabai terendah saja, Rp15 ribu per kg dikalikan 4.000 maka hasilnya mencapai Rp60 juta per sekali panen.
"Berarti keuntungan yang didapat dari lahan seluas seperempat hektare adalah mencapai Rp32 juta per sekali panen cabai. Ini tentu hasil yang menjanjikan dan harus diterapkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampar," katanya. Menurut Jefry, tidak ada yang tidak mungkin jika setiap langkah diiringi dengan doa dan usaha keras. Semuanya akan dapat diraih dan keberhasilan itu sungguh ada di depan mata.
"Apalagi, di Kampar saat ini masih banyak lahan yang luas, siap untuk ditanam berbagai jenis tanaman pertanian salah satunya cabai yang tentunya akan sangat menjanjikan jika serius ingin dikembangkan. Pemerintah daerah juga telah menyediakan program yang sejalan," katanya.
Seratus Persen
Pemerintah Kabupaten Kampar, Riau, menargetkan pada tahun 2016 Program Tiga Zero, yakni zero kemiskinan, penganguran dan rumah rumah kumuh, dapat terealisasi seratus persen sehingga tidak ada lagi keluarga miskin di dearah tersebut. "Jangan ada lagi yang namanya keluarga miskin, pengangguran serta rumah-rumah kumuh di Kampar.
Insya Allah tahun depan Program Tiga Zero terlaksanakan dengan baik, seratus persen," kata Bupati Kampar, Jefry Noer. Program Tiga Zero akan berjalan dengan baik jika masyarakat benar-benar ingin berusaha dan pemerintah memberikan jalan untuk mereka dapat sukses di setiap bidang usahanya. Ibaratnya, mereka adalah calon-calon ksatria, dan pemerintah memberikan tempat pelatihan samahalnya Kawah Candradimuka di Kahyangan. "Terkecuali bagi masyarakat yang tulang rusuknya panjang dan pemalas," katanya.
Warga dengan "tulang rusuk panjang" maksud Jefry adalah kalangan dengan kondisi fisik tidak memungkinkan atau cacat permanen, kemudian janda dua memiliki anak yatim Bagi mereka yang memiliki kelemahan "tulang rusuk panjang", demikian Jefry, maka tidak sepantasnya menjadi Gatotkaca, Wisanggeni atau Sitija. Namun mereka dapat menjadi sasaran para kstaria itu untuk turut menikmati hasil dari Kawah Candradimuka.
Jangan salah sangka juga, tidak mampu bukan berarti masyarakat pemalas, terkadang mereka tidak memiiki arah tujuan semisal ingin bertani, namun mereka tidak memiliki keahlian dibidang pertanian. Maka menurut Jefry, orang-orang itu pantas untuk di tempatkan di Kawah Candradimuka
Kampar Dukung Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Sumatera
Pemerintah Kabupaten Kampar, Riau menyatakan dukungan pembangunan jalur kereta api (railway) lintas Sumatera yang dipastikan juga akan melalui sejumlah daerah di Kampar.
"Pada intinya, Kampar sangat siap untuk mendukung rencana pembangunan jalur kereta api tersebut sebagai upaya mendongkrak perekonomian rakyat," kata Bupati Kampar Jefry Noer kepada pers di Pekanbaru, Rabu (18/2).
Seperti diketahui, pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan (Kemenhub) berencana membangun jalur kereta api (railway) lintas Sumatera sepanjang lebih seribu kilometer dengan nilai yang mencapai Rp30 triliun. Akses transportasi ini dipandang potensial untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Indonesia, Hermanto mengatakan, proyek tersebut akan menjadikan Provinsi Riau sebagai daerah yang potensial sebagai persinggahan kereta lintas Sumatera. Dengan demikian, Riau cukup substansial dalam pengembangan akses transportasi tersebut.
Ia mengatakan, jalur kereta api tersebut dirancang dengan melewati beberapa daerah kabupaten/kota di Riau meliputi Duri, Pekanbaru, Kampar, Dumai hingga beberapa kawasan pelabuhan, seperti Tanjung Buton dan Kuala Enok dengan luas hampir 500 kilometer.
Sebelumnya pihak kementerian juga telah melakukan pembahasan dengan pemerintah daerah di Pekanbaru, terutama Kepada Dinas Perhubungan Riau.
Pembahasan tersebut, lanjut dia, adalah untuk percepatan pembangunan rel kereta api se Sumatera yang diharapkan pemda juga dapat membantu kelancaran proyek ini.
Untuk pengembangan kata dia akan dimulai dari Rantau Perapat Sumatera Utara. Kemudian lanjut ke Riau, Sumbar dan Palembang dengan panjang 1.071 kilometer meter dan diprogramkan dalam lima tahun ke depan selesai.
Ia mengatakan, target kesiapan hanya lima tahun menurut dia memang relatif singkat, namun pihaknya optimis akan mampu menyelesaikannya dengan dukungan semua pihak.
Jefry Noer mengatakan, sebagai salah satu daerah yang akan dilintasi jalur kereta api, Kampar akan menyiapkan berbagai strategi demi suksesnya rencana itu.
"Saya optimis, kalau rencana ini dijalankan dengan serius dan secara bersama-sama, maka akan terselesaikan sesuai dengana target yang ditetapkan,"
Peningkatan Ekonomi Rakyat Melalui Pembinaan Koperasi
Koperasi sebagiamana amanat Undang-undang Dasar, sebagian penjelasan pasal 33 UUD 1945 ini menempatkan kedudukan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional, dan sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi atau badan yang diakaui dan dilindungi undang-undang yang merupakan salah satu bagian dari pelaku ekonomi.
Demikian disampaikan Asisten Bisdang Ekonomi dan Kesra Nukman Hakim dalam Aerahannya pada pembukaan Rapat Anggotya Tahunan (RAT) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Kantor Bupati Kampar yang diadakan di Aula Kantor Bupati Kampar pada Rabu (18/2).
Sejalan dengan itu koperasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan program Pemkab Kampar yang saat ini sedang giat-giatnya membina koperasi yang ada di seluruh Kabupaten Kampar disamping juga Koperasi Kampar Mitra Mandiri (KKMM). Diharapkan Koperasi dapat mengambil peran untuk menyukseskan Program lima Pilar Kabupaten Kampar," kata Nukman hakim.
Dari lima pilar Pembangunan Kabupaten Kampar tersebut salah satu dari program tertsebut adalah meningkatkan ekonomi kerakyatan, makanya dengan adanya koperasi masyarakat dapat mensinergikan usahanya dengan layanan yang ada di koperasi. “Koperasi mempunyai posisi yang sangat penting dan strategis dalam penunjang capaian lima pilar Pembangunan Kabupaten Kampar," kata Nukman Hakim.
Ia menambahkan, bahwa program yang dilaksankan oleh Pemkab Kampar sangat mendukung masyarakat untuk menghidupkan jiwa wirausaha (rntrepreneuship) termasuk kepada para pegawai mulai dari para pejabat sampai ke karyawan dan staf.
Sebagaimana imbauan yang selalu disampaikan oleh Bupati Kampar dalam berbagai kesempatan untuk selalu menanamkan jiwa entrepreneurship baik kepada Masyarakat maupun kepada PNS†Tambah Nukman Hakim lagi.
Berkaitan dengan RAT KPRI Kantor Bupati Kampar ini merupakan gambaran dari hidupnya sebuah koperasi, dan ini merupakan legalitas tertinggi dalam koperasi. "Ini menandakan koperasi KPRI berjalan dan organisasinya aktif dalam menjalankan fungsinya," kata Nukman Hakim.
Oleh sebab itu, lanjut dia, keberhasilan ini agar dapat terus ditingkatkan dan lebih dikembangkan lagi dengan mengembangkan usaha-usaha yang dapat di laksanakan disamping simpan pinjam.
"Jadikanlah Koperasi ini sebagai contoh bagi koperasi lainnya," tambah Nukman Hakim.
Sementara itu Ketua KPRI Kantor Bupati Kampar Johar Makmur dalam arahannya mengatakan bahwa sampai akhir tahun 2014 anggota Koperasi KPRI 644, diantara jumlah tersebut yang aktif sebanyak 464 orang. Dan menghimbau kepada anggota untuk terus meningkatkan kontribusi dan keikutsertaan untuk menjadikan kopersasi ini lebih maju lagi. Pada RAT kali ini KPRI Kantor Bupati melakukan dorprize bagi anggotanya berupa 2 Paket Umrah, 1 unit televisi berwarna, 5 unit dispenser, 5 unit kipas angin dan 30 helai kain sarung Â
Sementara itu Plt kadis Koperasi Heri Afrizon dalam Rapat Anggota Tahunan KPRI Kantor Bupati Kampar mengatakan RAT yang ke 5 (lima) selama perjalanan koperasi, dalam menjalankan koperasi telah sesuai dengan aturan perkoperasian dimana salah satu yang wajib dilakukan adalah Rapat Anggota Tahunan yang menjelaskan secara transparansi keadaan baik modal, pinjaman, usaha koperasi maupun kepengurusannya," kata Heri Afrizon.
Â
Koperasi sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan ekonomi Anggota sehingga tumbuh menjadi kuat, sehat, mandiri, dantangguh dalam menghadapi perkembangan ekonomi nasional dan global yang semakin dinamis dan penuh tantangan.
Kita berharap ini dapat dikembangkan lagi dari sekarang, dinas Koperasi Kampar akan terus memberikan pembinaan dan sokongan demi kemajuan Koperasi. Semua perangkat mulai dari anggota, badan pengawas maupun anggota dapat bersinergi," kata Heri Afrizon.
Pembangunan Sumber Daya Manusia, Upaya Menciptakan Lapangan Kerja
Pemerintah Kabupaten Kampar, Riau telah menyiapkan lahan seluas 140 hektare untuk pembangunan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) yang menjadi program Kementerian Perhubungan.
"Lahan itu sudah ada dan kami siap untuk membangun STTD sebagai upaya peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia," kata Bupati Kabupaten Kampar, Jefry Noer kepada Antara di Pekanbaru, Rabu (20/2) siang.
Jefry mengataka itu usai menghadiri acara Sosialisasi dan Kerjasama Antara Sekolah Tinggi Transportasi Darat dengan Pemerintah Provinsi Riau di Kantor Gubernur Riau di Pekanbaru.
Dalam acara ini tampil sebagai pembicara Zulmafendi selaku Kepala STTD dan Kepala Pusat Pengembangan SDM HUbungan Darat Hotma P Simanjuntak serta Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
STTD dibangun kembali oleh pemerintah sebagai upaya peningkatan kualitas SDM untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di masa depan.
Jefry Noer mengatakan, lahan 140 hektare yang disiapkan pihaknya merupakan lahan yang awalnya adalah untuk membangun Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Perwakilan Sumatera. "Karena tidak jadi, maka lahan ini baiknya dimanfaatkan untuk rencana pembangunan STTD perwakilan Sumatera. Menurut saya Kampar pantas untuk memiliki STTD karena letaknya yang strategis di tengah daratan Provinsi Riau dan Sumatera," katanya.
Jefry mengatakan, pihaknya juga siap dalam pendanaan pembangunan sekolah tinggi tersebut dan tentunya juga didukung dengan pendanaan provinsi dan Pemerintah Pusat.
"Program STTD ini juga sejalan dengan berbagai program Pemerintah Kabupaten Kampar dalam upaya memberantas kemiskinan. Peningkatan mutu dan kualitas SDM juga akan mampu mengatasi masalah kemiskinan," katanya.
Zulmafendi selaku Kepala STTD mengatakan, sekolah tinggi tersebut merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan SDM yang andal dan berkualitas.
Ia mengatakan, dengan lahirnya Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, serta Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 686/U/1991 tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi, maka keberadaan Balai Diklat Ahli Lalu Lintas Angkutan Jalan tersebut diperlukan pengalihan status dalam bentuk Perguruan Tinggi mulai dari Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut atau universitas.
Kemudian, lanjut dia, adanya pengalihan Keppres Nomor 41 tahun 2000 tentang Balai Diklat Ahli LLAJR yang dialihstatuskan menjadi Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dengan juga mengintegrasikan Program Studi Diploma II Pengujian Kendaraan Bermotor di Tegal dan Bali serta Program Diploma III LLASDP di Palembang hingga akhirnya menjadi Program Studi dari STTD Bekasi.
"Maka kemudian kami melaksanakan kegiatan ini sebagai upaya sosialisasi dimana tiap daerah di seluruh kabupaten/kota di Indonesia untuk bisa mengajukan calon-calon tarunanya," kata dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, pihaknya sangat mendukung adanya STTD tersebut. "Lebih baik lagi kalau ada di tiap provinsi dan setidaknya satu di Sumatera," katanya.
120 hektare Untuk Perkampungan Teknologi
Bupati Kabupaten Kampar, Riau, Jefry Noer menambah lagi lahan yang ada untuk Perkampungan Teknologi di Kabupaten Kampar yang sebelumnya juga berada di Sungai Abang Dusun Telo Desa Muara Uwai, dan kini telah dibebaskan seluas 120 hektare.
"Sedianya 150 hektare yang dibebaskan, tapi tahap ini yang telah dibebaskan seluas 120 hektare (ha)," ujar Jefry Noer, Selasa (24/2). Dalam arahannya Jefry Noer menyampaikan jika lahan di Dusun Tello ditambahkan dengan lahan ini yang terletak di Sungai Abang Dusun Telo Desa Muara Uwai Kecamatan Bangkinang maka luas lahan bisa mencapai 514 ha, dilahan ini bisa hidup 200 keluarga.
"Paling tidak cukup untuk 100 keluarga," kata Jefry Noer.
Selanjutnya Jefry Noer mengungkapkan, lokasi Ini bekas pengambilan sirtu dan lahan ini ditinggalkan begitu saja. Lahan ini luasnya 150 ha jika ditambahkan dengan lahan yang sudah ada, maka total telah mencapai 514 ha.
"Saya takut takut jika lahan ini dibiarkan saja, maka bisa merusak lingkungan, karena lahan ini diambil sirtunya saja dan ditinggal saja tanpa ada perbaikan lubang-lubang bekas galian C. Oleh sebab itu saya berinisiatif untuk membebaskan lahan ini dan akan dibangun perkampungan teknologi, serta dibuatkan akses menyatu dari Dusun Tello yang sudah ada hingga lahan ini," ujar Jefry Noer menjelaskan.
Melalui hasil maping oleh Camat Bangkinang, masyarakat bisa menempati lahan ini untuk dibuat rumah tangga mandiri pangan dan energi seperti yang sedang dibangun di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Jefry Noer menjelaskan bahwa untuk membangun kawasan mandiri pangan dan energi dapat dilakukan di atas lahan seluas 1.000 meter persegi. Di lahan tersebut dapat dipelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahman, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor.
Selanjutnya Jefry Noer menjelaskan dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari. Dari sapi yang dipelihara tersebut akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine yang mana harganya bisa mencapai Rp15 ribu per liternya, yang dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi. Untuk kotoran padat juga demikian.
Dari hasil kotoran sapi saja, lanjut dia, setiap keluarga tersebut sudah bisa menambah penghasilan, belum lagi dari hasil-hasil lainnya seperti bawang, cabai dan sayuran, tentunya ini tidak dapat dikerjakan oleh keluarga itu sendiri, tapi mengambil tenaga kerja sekurang-kurangnya 3 orang.
"Inilah tujuan kita untuk mengembangkan Rumah Tanggga Mandiri tersebut sehingga dapat mengurangi pengangguran dengan merekrut tenaga kerja dari keluraga itu sendiri maupun dari luar," ungkap Jefry.
Tidak saja desa ini bisa menampung hingga 200 keluarga, lahan ini bisa pula menjadi objek wisata hingga masyarakat di sekitar ini juga bisa menikmati dan berusaha apa saja hingga menimbulkan kemapanan warga desa. (Humas Kampar/AK)
Kesiapan lahan percontohan untuk Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi di Pusat Pelatihan Petanian Pedesaan Swadaya Masyarakat (P4S) Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau telah mencapai 80 persen. Bupati Jefry Noer memberi tenggang waktu program itu telah tuntas pada 5 Maret 2015.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Holtikultura Kabupaten Kampar Hendri Dunan, Jumat (20/2) menjelaskan, bahwa untuk membangun kawasan mandiri pangan dan energi dapat dilakukan di atas lahan seluas 1.000 meter persegi.
Kata Dunan, di atas lahan tersebut dapat dipelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bias enam ekor. Kemudian, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelor dengan hasil lebih kurang 50 butir telor per hari ujarnya.
Hendri Dunan menambahkan, dari sapi yang dipelihara tersebut akan menghasilkan lebih kurang 40 liter urine dimana harganya bisa mencapai Rp15 ribu hingga Rp25 ribu per liternya, yang dapat digunakan untuk pupuk perkebunan berkualitas tinggi. Untuk kotoran padat juga demikian.
"Di lokasi ini juga akan dibangun saung untuk berkumpul, di samping itu tanaman sayuran dan bawang juga terus dipersiapkan," ujarnya.
Dari hasil kotoran sapi saja, lanjut dia, satu keluarga sudah bisa menambah penghasilan keluarga, belum lagi dari hasil-hasil lainnya seperti bawang, cabai dan sayuran, tentunya ini tidak dapat dikerjakan oleh keluarga itu sendiri, tapi mengambil tenaga kerja sekurang-kurangnya 3 orang.
Hendri Dunan menambahkan bahwa Bupati Kampar Jefry Noer sering mengatakan kepada pihak yang terlibat langsung pada pilot project ini; "Inilah tujuan kita untuk mengembangkan Rumah Tanggga Mandiri tersebut sehingga dapat mengurangi pengangguran dengan merekrut tenaga kerja dari keluraga itu sendiri maupun dari luar".
Disisi lain Kadis Pertanian mengungkapkan bahwa banyak hal yang dapat dilakukan pada lahan seluas 1.000 hingga 1.500 meter persegi. Di antaranya pada lahan ukuran 1.000 meter akan tersedia tanaman bawang, cabai merah, jahe, kunyit, serai, di samping juga ada kandang sapi dan kandangaya ayam petelor.
"Sapi ini akan menghasilkan biogas yang berasal dari kotoran sapi yang telah diproses. Selain itu juga kencing sapi juga bermanfaat bagi pupuk. Pada saat ini kami sedang melakukan persiapanlahan untuk bawang, lahan yang akan ditanam di kapur dulu untuk manaikkan PHnya sehingga cocok untuk tanaman bawang," kata dia.
Pada pengembangan lahan untuk mandiri pangan dan energi tersebut, kata dia, ada keterpaduan dimana seluruh dinas terkait menjadikan pilot projek untuk diterapkan masyarakat. Nantinya penerapan di masyarakat dapat juga dilaksanakan.
"Sebagaimana instruksi Bupati Kampar agar seluruh camat dan kades untuk dapat mengkaji dan memverifikasi lahan masyarakat sehingga apa yang di buat dapat diterapkan di masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, rumah tangga mandiri energi ini akan menjadikan masyarakat yang mandiri, apalagi jika ada di kecamatan dapat menjadikan percontohan, ditambah lagi dengan desa. Sehingga kemandirian pangan energi betul-betul menjadikan rumah tangga yang mandiri dari kebutuhan pangan termasuk juga perikanannya.
Bupati Kampar Jefry Noer sebelumnya telah menginstruksikan bahwa pengerjaan lahan percontohan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energ di areal Diklat P4S Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu harus selesai paling lambat per 5 Maret 2015.
Sampai saat ini pengerjaan telah memamsuki tahap finishing atau mencapai progress pengerjaan 80 persen.
PROGRAM KEDAULATAN PANGAN, MENJADI KEBANGGAAN PRESIDEN RI
Program kedaulatan pangan telah dijalankan Pemerintah Kabupaten Kampar, Provinsi Riau jauh sebelum adanya program yang sama oleh Pemerintah Pusat diera Presiden Joko Widodo, demikian Bupati Kampar Jefry Noer.
"Saya pernah sampaikan ke Pak Jokowi sewaktu program kedaulatan pangan hendak diluncurkan di Jakarta, bahwa di Kampar program ini telah lebih dulu dijalankan," kata Jefry kepada pers di Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Selasa (24/2).
Ketika itu, lanjut dia, Presiden Jokowi yang baru saja dilantik mengungkapkan kebanggaannya terhadap Kampar sambil tersenyum dengan khas.
"Iya...ya Pak terima kasih," kata Jokowi waktu itu yang ditirukan Jefry Noer sembari menyatakan jika presiden mengharapkan Kampar untuk terus menjalankan program kedaulatan pangan demi swasembada.
Sebelumnya Presiden Jokowi merangkul semua pihak seperti pemerintah daerah hingga TNI/Polri dan masyarakat untuk turut menyukseskan Program Kedaulatan Pangan. Dia menargetkan swasembada pangan agar dapat tercapai tiga tahun kedepan.
Semua pihak kemudian menyambut baik program tersebut serta mengharapkan Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla untuk mewujudkan komitmen tersebut.
Sementara itu, jauh sebelum program Pemerintah Pusat itu diluncurkan, Pemkab Kampar telah lebih dulu menjalankan Program Lima Pilar Pembangunan yang kini dikerucutkan menjadi "3 Zero", zero kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.
Untuk menyukseskan program tersebut, Pemkab Kampar juga membuka berbagai kegiatan dimana percontohannya dibangun secara terpusat di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu.
Berbagai kegiatan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat diterapkan di kawasan ini. Masyarakat dilatih untuk terampil dalam menjahit, serta beternak, bertani hingga dalam pembibitan ikan dan pengelolaan limbah.
"Soal upaya kedaulatan pangan, Kampar telah memiliki program yang sejalan. Bahkan kami menargetkan swasembada pangan tercapai dalam waktu dekat," katanya.
Saat ini Pemkab Kampar juga menjalankan program yang dinamakan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi. Sebagai percontohan, Jefry membangun lahan seluas seribu meter persegi dan 1.500 meter persegi di kawasan P4S.
Di dua lahan tersebut, Jefry membangun integrasi kehidupan yakni masyarakat diajarkan untuk menjadi mandiri dengan menanam sayuran seperti cabai dan jamur, peternak ikan lele, sapi dan mengola kotorannya menjadi biourine dan biogas lebih berharga dibanding susu bahkan minyak.
"Jika semua masyarakat di tiap desa di Kampar menjalankan program ini, maka kemandirian pangan dan energi akan terwujud secara merata. Dengan lahan selus itu, setiap keluarga akan berpenghasilan minimal Rp6 juta per bulan," katanya. (advetorial/abu/hms).
Share
Berita Terkait
Komentar