- Home
- Riau Raya
- Negeri Jiran Malaysia Belajar di Kampar, Bupati : Jadilah Pelopor Keberhasilan Pertanian di Semenanjung
Rabu, 01 Juni 2016 11:12:00
Advertorial Kampar
Negeri Jiran Malaysia Belajar di Kampar, Bupati : Jadilah Pelopor Keberhasilan Pertanian di Semenanjung
BANGKINANG, KAMPAR, RIAU, - Luar biasa Program Bupati Kampar, Negeri Jiran Malaysia belajar dan mengikrim utusannya ke Kampar, artinya program ini menjadi daya tarik sendiri bagi Negara tetangga. Bupati Kampar H.Jefry Noer mengingatkan dan berpesan kepada peserta pelatihan pertanian terpadu di demplot Rumah Tangga mandiri Pangan dan energi (RTMPE) khusus bagi peserta dari Kerajaan Negeri Perak Malaysia dan peserta dari Kabupaten Kampar untuk tetap semangat dalam belajar karena kunci keberhasilan itu semangat dan ,supaya pulang kampung siap kerja.
Hal itu ditegaskan Bupati ketika memberi materi dan motivasi peserta belajar Kenegerian Kerajaan Perak Malaysia yang di gabung dengan peserta belajar RTMPE angkatan pertama tahun 2016 dari Kabupaten Kampar Riau Indonesia, jumat (27/5) di Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu.
Supaya Pulang ke Kampung halaman nanti siap Kerja artinya peserta yang memang siap dalam aflikasi lapangan dan jangan lupa, kata Bupati lagi untuk menurunkan ilmu kepada teman di Kampung halaman.
Terlihat semangat Bupati Kampar Jefry Noer saat memberi materi yang sudah memasuki hari ke 12 pada 22 orang peserta belajar dari Negeri Malaysia dan sebanyak 101 orang peserta dari Kampar, yang mengisyaratkan keinginan, agar semuanya dapat berhasil dan maju nantinya sepulang dari belajar di Kabupaten Kampar.
sambil berpesan kepada instruktur RTMPE agar lebih fakus materi yang diberikan kepada praktek lapangan bagi peserta pelatihan kemudian dilanjut kunjungan lapangan (field reseach) nantinya yang direncanakan ke lokasi RTMPE di Kecamatan Tapung Hilir.
Kerja sama sudah dilaksanakan, semoga dengan jalinan kerja sama dua negara yang diawali proses belajar dan menimbah ilmu pertanian terpadu di RTMPE dengan penggabungan dua Negara Perak Malaysia dan Indonesia dapat berjaya dan membawa keberhasilan dan menularkan ilmu kepada petani lain di Malaysia maupun Kampar,ujar Bupati.
Dijelaskan instruktur RTMPE Suyatno, ke depan materi yang di berikan khusus biogas dan biourine, maksudnya bagaimana proses awal dari mulai pembikinan kandang ternak sapi sehingga kotorannya dari urine sampai kotoran padat langsung tertampung lalu pengolahan sampai menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat serta biogas sebagai penghasil energi listrik dan gas.
Selain itu materi bagaimana menghasilkan atau membuat pakan ternak alami dan pakan buatan atau pelet untuk perikanan,ujar Yatno.
Beberapa Bulan lalu, Bupati Kampar Jefry Noer bersama Tim Survey Protokoler Kerajaan Perak Malaysia, saat Mengunjungi Pilot Projek Rumah Tangga Mandiri Pangan Energi di Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Ahad (6/3).Jika tidak ada aral melintang, hari ini, Senin (7/3) sebanyak 35 orang rombongan dari Kerajaan Perak Malaysia akan berkunjung ke Kampar guna belajar dan melihat potensi dan program pemerintah daerah Kabupaten Kampar. Fokus utama yang akan dipelajari oleh utusan Kerajaan Perak Malaysia yaitu tentang program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE).
Kepastian tersebut terlihat dari beberapa orang perwakilan rombongan sudah tiba di Kampar untuk melakukan peninjauan persiapan di beberapa lokasi. Beberapa lokasi yang ditinjau Ncik Hilal Azman dan Saiful Bahri tersebut pilat project RTMPE Kubang Jaya Siakhulu, Ahad (6/3)
Selain RTMPE di Kubang Jaya, Akmal dan Bahri yang langsung didampingi Bupati Kampar H Jefry Noer SH juga meninjau konvekasi yang pakaian yang berada di Pasar Ulul Albab Tanah Merah Siakhulu. Di lokasi tersebut, Akmal dan Bahri mengungkapkan rasa luar biasa dengan sistem atau pola yang dilakukan oleh para lulusan PKBM Bina Insan Kubang Jaya.
Di lokasi Pasar Ulul Albab tersebut telah terdapat pencetakan nama-nama untuk pakaian, lambang serta sablom yang tak kalah dengan sablon besar yang terdapat di kota Bandung Jawa Barat. Di Pasar Albab tersebut terlihat pakaian yang sudah jadi dengan kualitas yang bagus serta dengan harga yang sangat standar.
Sementara itu, terkait kunjungan Kerajaan Negeri Perak, Jefry Noer mengatakan bahwa dijadwalkan rombongan akan meninjau dan belajar tentang program permerintah daerah kabupaten kampar khususnya RTMPE, baik yang terdapat di Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu, Desa Baru Siak Hulu maupun RTMPE yang terdapat di Desa Aur Sati Kecamatan Tambang.
Selain itu, selama lebih kurang lima hari kedepannya rombongan yang di pimpin langsung oleh Exco Kerajaan Negeri Perak Malaysia YB. Dato` Saarani Bin Mohamad akan melakukan berbagai kegiatan dalam menimba ilmu serta meninjau beberapa daerah objek wisata yang ada di Kampar serta beberapa tempat wisata. Kuliner khas Kampar.
Kerajaan Perak Malaysia datang mengunjungi Kabupaten Kampar, Riau, untuk belajar menjalankan Program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) yang difokuskan untuk menekan kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh di Kampar.
"Program ini sangat menganggumkan dan kami akan menerapkannya juga. Malaysia akan membasmi kemiskinan lewat RTMPE," kata pejabat Kerajan Perak Malaysia, Ismail Saffian saat mengunjungi program percontohan RTMPE di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar, Senin (7/3/2016).
Ketika itu, Ismail datang bersama sejumlah pejabat Kerajaan Perak lainnya dan sekitar 28 orang warga Malaysia yang diboyong untuk belajar Program RTMPE di Kampar. Kemudian juga ada Konsulat Malaysia di Pekanbaru Encik Hardi Hamdin.
Sementara itu Bupati Jefry Noer memboyong sejumlah pejabat dari instansi terkait termasuk sejumlah anggota DPRD Kampar dan Provinsi Riau untuk menyambut kedatangan para pejabat Kerajaan Perak, Malaysia.
Kemudian turut hadir Kepala Dinas Pertanian Riau Patrianov mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
"Sejauh mata memandang, yang ada di lokasi ini adalah kebahagiaan, orang-orang yang berhasil karena menjalankan pertanian. Ini program yang baik untuk membasmi kemiskinan, juga untuk kami di Malaysia," kata Ismail.
Dia mengatakan, butuh dukungan untuk membasmi kemiskinan, dan Pemerintah Kampar telah memberikan dukungan itu, tinggal bagaimana masyarakat menjalankannaya agar mencapai tujuan, bebas dari kemiskinan.
"Saya percaya, kita semua tidak dilahirkan miskin, namun kita diminta tegar untuk terus berjuang dan berusaha," katanya.
Bupati Jefry Noer dalam pidatonya mengatakan pihaknya sangat menyambut baik kedatangan para pejabat dari Kerajaan Perak Malaysia yang juga akan meitipkan sekitar 28 orang warganya untuk belajar Program RTMPE.
"Tentunya, ini juga menjadi kebanggaan bagi diri saya dan masyarakat Kampar. Karena siapa yang menyangka, program ini bakal menjadi acuan Kerajaan Perak untuk mengentaskan kemiskinan di sana," katanya.
Sejumlah kesenian dan budaya termasuk tarian tradisional khas Kampar juga dipertontonkan hingga mendapat perhatian khusus dari para tamu kehormatan.
Pada kunjungan itu, rombongan Kerajaan Perak diajak Jefry Noer mengelilingi lahan yang menjadi percontohan Program RTMPE. Mulai dari pengelolaan urine sapi yang dijadikan pupuk berkualitas biourine, hingga pengelolaan pupuk dari kotoran padat.
Jefry Noer juga mengenalkan pola pemeliharaan sapi yang tidak memerlukan ladang luas untuk pakannya. Cukup dengan pelepah sawit yang diolah menjadi bahan makanan instant yang sehat. kemudian juga diperlihatkan pola pemeliharaan ayam petelur dan pembibitan ikan yang cermat.
Tidak ketinggalan, para tamu juga diperlihatkan tanaman sayuran sejenis cabai dan bawang merah yang ternyata mampu tumbuh subur di lahan gambut. Ada juga rumah jamur yang saat ini dijadikan sebagai makanan khas Taman Agrowisata Tiga Dara.
Di akhir peninjauan, Jefry juga memperlihatkan hamparan kebun yang di atasnya terdapat tanaman bawang merah yang subur. Pengelolaan lahannya dilakukan dengan mesin berbahan bakar biogas hasil pengelolaan kotoran sapi.
Lewat Program RTMPE, Jefry Noer menyatakan masyarakat dalam tiap keluarga akan berpenghasilan melebihi gaji bupati, yakni Rp15 juta hingga Rp25 juta sebulan.
"Sungguh luar biasa," kata Dato Saarani, juga pejabat dari Kerajaan Perak Malaysia.
Bupati Kampar Jefry Noer menutup
Secara resmi pelatihan petani dan pelaku agribisnis dan pelatihan rumah tangga mandiri pangan dan energi (RTMPE) Angkatan 1 tahun 2016 yang berjumlah 101 peserta dari seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Kampar serta 22 peserta pelatihan asal kenegerian kerajaan perak negara Malaysia Senin (30/5/16).
Hadir dalam acara penutupan itu rombongan dari kerajaan perak Malaysia Dt mohd amin bin zakaria exco pendidikan, sain dan teknologi. Dt ismail safiah ketua pegawai executif yayasan bina upaya negeri perak. Abu bakar selaku pengarah unit perancangan timbalan ekonomi negeri perak yang datang menjemput masyarakat perak yang telah mengikuti pelatihan selama dua minggu di Kampar.
Saat memberikan arahannya Jefry Noer kembali mengingatkan masyarakat kenegrian perak Malaysia untuk memperhatikan PH tanah saat akan menanam cabe atau bawang di malaysia nantinya, jangan sampai menanam cabe ataupun bawang di tanah yang memiliki PH dibawah 6 agar hasilnya maksimal.
Selain itu jefry Noer juga mengingatkan keberhasilan Muslim yang merupakan alumni pelatihan p4s yang berhasil meraup keuntungan lebih dari 1 milyar rupiah dari hasil bertani cabe.
Jefry juga mengingatkan 81 peserta pelatihan P4S asal Kampar dan 22 peserta asal perak Malaysia yang lulus agar bersungguh - sungguh untuk menjadi petani yang berhasil dan tidak main-main dalam bekerja, dan segera memulai dari apa yang mampu dibuat dengan kemampuan yang ada.
Kepada peserta Malaysia jefry menumpukan harapanya di pundak peserta asal Malaysia ini.
"Jadilah pelopor dalam keberhasilan penanaman bawang di semenanjung Malaysia sana, agar terbebas dari import bawang. Perak berdikari dalam pertanian bawang sehingga terkenalah bawang disana berasal dari negeri perak,"harap Jefry.
Kepada peserta pelatihan Jefry juga menekankan agar dapat mengupayakan sekecil apapun ilmu yang didapatkan agar segera diaplikasikan.
"Segeralah sepulang dari pelatihan ini dimulai dari ayam 100 ekor, kolam lele dengan menggunakan terpal, menanam bawang atau cabe walau hanya dilahan 500 meter atau budidaya jamur, tidak musti harus memiliki sapi dahulu baru mulai membuat usaha, jangan menjadi manusia tulang rusuk panjang yang artinya diatas pemalas" ujar jefry.
Sementara itu Dt mohd amin bin zakaria exco pendidikan, sain dan teknologi saat memberikan pidatonya mengharapkan kepada 22 peserta asal kenegerian perak agar menjadi Pioneer yang dapat dicontoh bagi masyarakat perak lainya.
"Kami nak menjadikan 22 orang ini menjadi traineer dikenegerian perak, semoga project ini bisa diterapkan di perak nantinya" ujar Dt Mohd amin bin zakarya.
Sementara itu saat diwawancarai peserta pelatihan asal kerajaan perak Malaysia yang juga merupakan ketua rombongan peserta pelatihan asal perak H.M Mohd saaidin bin yusof mengungkapakan rasa syukurnya atas semua perhatian yang telah diberikan selama mereka mengikuti pelatihan dan melalui pelatihan yang dijalaninya selama 2 minggu telah memberikan energi positif untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama disini agar segera menerapkan ilmunya dinegaranya.
"Lepas ini setibanya dikampong kami nak cube buat tanam bawang disana, tapi dengan jenis bawang yang di konsumsi oleh masyarakat Malaysia sana tentunya karena bawang konsumsi di malaysia ukuranya besar-besar asal negara india,"ujar Saaidin.
Lanjut pria berusia 60 tahun ini menjelaskan bahwa bawang yang dikonsumsi dimalaysia memiliki ukuran yang besar dan berasal dari india dan Myanmar, dirinya berharap semoga nanti dirinya dapat menularkan ilmu yang didapatnya dari pelatihan selama dip4s kepada masyarakat Perak lainnya.
Pria yang memiliki usaha waralaba warung runcit (swalayan) Freshsmart ini mengaku usahanya saat ini tersebar cukup banyak di daerah perak dan sabah yang nantinya apabila usaha pertanian yang dibuatnya telah berhasil maka akan mencoba memasarkan hasil produksi pertaniannya sendiri, ambisinya terbangkit karena dirinya pernah menggeluti bisnis eksport import bawang untuk kebutuhan bawang dinegaranya.
"Kita nak coba berdikari, nantinya kami akan musyawarah dengan pihak kerajaan menindaklanjuti penanaman bawang di perak sehingga Malaysia nantinya dapat terlepas dari mengimpor bawang," ungkap Saaidin
Terakhir yang merupakan rumusan yang sangat luar biasa bagi masyarakat perak saat mengikuti pelatihan ini adalah rumah tangga mandiri pangan dan energi karena mengajarkan pemanfaatan hasil pertanian dengan hasil yang maksimal walaupun dengan lahan yang hanya 1000 meter, mulai dari pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk dan biogas, budidaya ayam dan lele serta segala proses pengelolaanya sehingga sampai pada proses akhirnya.
"Kita akan bincang dan mulakan pengusahaan yang dapat diterapkan dengan cost yang murah" ujar saaidin.***(Advertorial/hms/abu)