• Home
  • Riau Raya
  • Haru, Anak Suku Akit di Desa Sokop Ini Bersekolah Menumpang di Balai Adat yang Tampa Atap dan Dinding
Kamis, 05 Maret 2015 15:35:00

Haru, Anak Suku Akit di Desa Sokop Ini Bersekolah Menumpang di Balai Adat yang Tampa Atap dan Dinding

menteri sosial RI Khofipah di Meranti
riauonecom, Rangsang Pesisir, Meranti, roc - Sangking besarnya keinginan untuk bersekolah, ternyata tidak mengurungkan niat seseorang meskipun tampa ada gedung sekolah untuk ditempati. Hal inilah yang dialami anak-anak suku Akit di Desa Sokop Kecamatan Rangsang Pesisir Kabupaten Kepulauan Meranti ini. Dimana mereka bersekolah menumpang di Balai Adat ditempatnya yang tampa atap dan dinding.
 
Yang lebih mengharukan lagi, dimana siswa-siwi yang berjumlah 38 orang ini bersekolah di Balai Adat itu hanya memilik 17 meja tampa kursi, dan satu meja berkungsi duduk bertiga. Dimana jika musim panas mereka berpanas, dan musim hujan mereka pulang cepat.
 
Ibu Riyati merupakan satu-satunya guru disekolah itu rela menyempatkan waktunya untuk mengajar anak-anak tersebut ketika sore sepulang dari mengajar di SDN 15 Kecamatan Rangsang Pesisir. Dia rela mengajar tampa digaji demi anak-anak suku Akit itu agar bisa mendapatkan ilmu selayak anak-anak lainnya. Dan diantara 38 anak itu juga, 2 persen merupakan anak yang berketerbelakangan mental.
 
"Awalnya memang inisiatif saya untuk membangun sekolah ini dikarenakan saya sangat kasihan melihat mereka yang kurangnya pendidikan. Tetapi inisiatif saya didukung penuh oleh orang-orang tua mereka, sehingga kami tempati Balai Adat itu untuk peroses belajar mengajar sementara," sebutnya kepada riauone.com. Kamis (5/3/2015) siang ketika menanti kedatangan Mensos RI.
 
Sangking besarnya dukungan orang tua mereka kata Ibu Riyati, mereka sanggup mengantar anak-anaknya ke tempat belajar tiap harinya yang berjarak sekitar 2 KM itu, dan rela ikut bergotong royong membersihkan tempat tersebut untuk digunakan sebagai sekolah "Memang ada pihak sekolah lain menyuruh bergabung di SDN 15, namun mereka tidak bisa ikut bergabung dikarenakan jarak yang sangat jauh sekitar 10 KM," terangnya.
 
Namun begitu kata Ibu Riyati, dirinya yang telah mengajar selama 8 bulan lamanya itu pernah menerima gaji untuk mengajar anak-anak suku Akit tersebut sebanyak Rp 1 juta atas kebijakan Kepala Sekolah SDN 15, namun selama 8 bulan mengajar hanya Rp1 juta saja yang Ia terima. "Namun saya juga tidak menghiraukan masalah gaji, yang terpenting bagi saya adalah mereka bisa mendapatkan ilmu selayak anak-anak lainnya.
 
Semoga dengan kedatangan Menteri Sosial (Mensos) ini bisa memberikan bantuan terhadap kami," jelasnya.
 
Hal itu pun diungkapkan Riyati pada dialog dengan Mensos pada siang itu. Mendengar hal itu, Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi pun langsung menanggapinya.
 
"Hal ini tidak perlu sampai ke Mensos lagi, cukup sampai ke Bupati saja. Nantinya saya tegaskan agar Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti segera merealisasikannya," tegas Bupati. (mas)
Share
Berita Terkait
  • 3 bulan lalu

    Penting Bagi Pekerja Pengguna Laptop, Berikut Cara Membersihkan Cache di Laptop agar Tidak Lemot



    Komentar
  •