riauonecom, Selatpanjang, Meranti, roc - Dalam mencegah terjadinya korupsi, Keluarga sangat berperan penting baik itu dari fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi maupun lingkungan.

 

Demikian materi yang dibahas oleh Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis, Mukhlis SH MH, pada sosialisasi yang digelar, kamis (27/11/14) pagi bertempat di Ball Room Afifa, Jalan Banglas, Selatpanjang. Dan di ikuti ratusan peserta mulai dari tingkat SMP hingga SMA sederajat serta sejumlah instasi terkait lainnya..

 

Mukhlis mengatakan bahwa, keluarga merupakan garda terdepan dalam membangun budaya anti korupsi. Melalui dua strategi pencegahan yakni,  pencegahan sebelum terjadinya korupsi dan penindakan setelah  terjadinya korupsi.

 

"Adapun strategi keluarga dalam pengembangan budaya anti korupsi diantaranya Preventif. Diarahkan mencegah untuk terjadinya korupsi dan memformulasikan cara-cara untuk menghilangkan atau meminimalkan asfek penyebab korupsi. Detektif, diarahkan untuk mengidentifikasi terjadinya perbuatan korupsi dan mengembangkan pengetahuan wawasan tentang kejahatan korupsi dan aspek-aspek yang melingkupinya," tuturnya.

 

Mukhlis juga menjelaskan bahwa korupsi sebagai tindak pidana asal pencucian uang, dan pencucian uang merupakan tindakan atau perbuatan yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan, membawa keluar negeri, merubah bentuk menukarkan mata uang atau surat beharga.

 

"Kemudian menyembunyikan atau menyamarkan asal, usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya. Dan menerima atau mengusai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan,penitipan, penukaran atau menggunakan harta kekayaan yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana," tambahnya. (mas)