• Home
  • Riau Raya
  • Telpon Gelap Merajalela di Meranti, Dinihari tadi 21 Wali Murid Nyaris Tertipu
Senin, 02 Maret 2015 14:22:00

Telpon Gelap Merajalela di Meranti, Dinihari tadi 21 Wali Murid Nyaris Tertipu

riauonecom.
riauonecom, Selatpanjang, Meranti, roc - Dinihari Senin (2/2/2015) pagi tadi sekira pukul 09:00 WIB, kasus penipuan melalui telepon gelap nyaris memakan korban sebanyak 21 wali murid yang anaknya bersekolah di SMPN 1 dan SMPN 2 Tebingtinggi Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan rincian, 10 wali murid SMPN 2 dan 11 wali murid SMPN 1.
 
Pelaku dengan mengatas namakan kedua sekolah tersebut dan menelpon wali murid bahwa anaknya kecelakaan di Sekolah dan sedang dilarikan ke rumah sakit. Ada yang dibilang kecekaan di kamar mandi, dan ada yang jatuh dari tangga dan sebagainya. Untuk mempercayai wali murid terkait hal itu, pelaku juga menyuruh wali murid untuk menelpon salah satu guru di Sekolah. Namun nomor guru yang diberikan merupakan temannya pelaku itu sendiri.
 
"Pada saat saya menelpon temannnya yang mengaku guru itu malah Dia tidak bisa bicara dan menagis-nangis. Sehingga akhirnya salah satu dokter yang berbicara yang mengatas namakan dokter Agus, bahwa anak saya sedang kritis dan butuh penanganan secepatnya," ungkap Erik (35) warga Kampung Baru Selatpanjang Selatan, juga orang tua Mesy Novelia (15) yang bersekolah di SMPN 2 yang hampir menjadi korban penipuan tersebut.
 
Selanjutnya kata Erick, Dokter tersebut menyuruhnya untuk membeli obat di salah satu apotek dan memberikan nomornya. "Lalu saya telpon pihak apotek itu, namun dari pihak apotek yang saya telpon mengatakan bahwa obat itu mahal seharga sekitar Rp20 juta dan tidak ada jual di tempat lain. Anehnya mereka memberi saya waktu selama 7 menit untuk menteransfer uang itu lewat rekening untuk membeli obat itu. Dan jika lewat 7 menit, anak saya katanya tidak bisa diselamatkan dan obat itu akan segera dilelang," jelasnya.
 
Atas kejadian itu, Erik merasa curiga dan ingin menemui anaknya terlebih dahulu baru menteransferkan uang tersebut. "Untung belum saya teransfer uang itu, karena ketika saya cek ke rumah sakit ternyata tidak ada anak saya yang sedang dirawat. Dan isteri saya pun pergi ke sekolah SMP 2, ternyata anak saya ada bermain di sekolah," terangnya.
 
Hal itu ternyata tidak dialami oleh Erik saja, namun 20 wali murid lainnya juga mengalami hal yang sama. Bahkan dari antara mereka juga sudah ada yang menyiapkan uang untuk diteransfer. Untung saja belum ada yang menteransfer uang itu sehingga tidak ada yang dirugikan. (mas)
Share
Berita Terkait
  • 3 bulan lalu

    Penting Bagi Pekerja Pengguna Laptop, Berikut Cara Membersihkan Cache di Laptop agar Tidak Lemot



    Komentar
  •