riauonecom, Pekanbaru, Pelantikan Wakil-Wakil Dekan (WD) di UIN Suska Riau berbuntut panjang, ada yang menyurati Irjen, Dirjen dan Kemenag, ada pula yang mau ke PTUN, ada pula yang sedang mencari data-data dalam soal pidana korupsi.

 

Pada pelantikan WD-WD tersebut ada pula yang menolak untuk dilantik, dengan berbagai alasan, sebut misalnya Dr. H. Nasharuddin Yusuf, M.Ag.

 

Nasharuddin secara terang-terangan menolak untuk hadir dalam pelantikan menjadi WD 3, menurutnya disebabkan massa jabatannya menjadi WD 1 belum berakhir sampai 2017 dan jabatan WD 3 bukan pilihannya.

 

"Rektor dan dekan telah melanggar statuta UIN, serta Dekan tidak ada kompromi sebelum penentuan WD di Tarbiyah," kata Nasharuddin yang juga Sekum ADI Riau ini Senin (19/1)

 

Hal ini dinilainya tidak transpran,tidak akuntabel dan terkesan Dekan FTK diktator serta dekan telah melanggar kode etik dekan, karena syarat seseorang bisa jadi dekan mesti berakhlak mulia.

 

"Lihat statuta UIN tentang syarat sebagai Dekan tersebut," tambahnya.

 

Masih menurut Nasharuddin, Pelantikan WD di UIN terkesan diktator danpemaksaan dinasti memasuki kekuasaan rektor, di buktikan adanya beberapa orang yang tidak memenuhi syarat untuk bisa jadi WD namun tetap dilantik.

 

"Ada yang tidak mencukupi syarat seperti di Tarbiyah, syari'ah serta hampir merata di seluruh fakultas se lingkungan UIN Suska, banyak WD yang diberhentikan oleh rektor dan dekannya karena menafsirkan statuta secara sabjektif,WD yang diberhentikan itu tidak pula dikomfirmasikan, tiba-tiba diberhentikan saja, tanpa memanggil yang bersangkutan terlebih dahulu. " katanya.

 

"Ini melanggar kode etik pimpinan, padahal Ketua senat UIN sudah memberi saran agar pelantikan ditunda,karena banyak masalahnya, tetapi rektor tetap melantiknya. Dalam hal ini rektor telah membuat suasana kampus tidak kondusif.

Inikah Rektor UIN? Rektor tidak aspiratif dan terkesan cuci tangan, saling menyalahkan."tegasnya.

 

Menurut mantan aktifis ini, Prof. Munzir telah gagal Pada semester pertama kepemimpinan nya, apakah disemester kedua dia tetap gagal ?

 

"Rektor tidak menjalankan perannya, seharusnya dia berkompromi dan mengevaluasi juga pengajuan WD oleh dekannya. "

 

Nasharuddin mengherankan sikap rektor, setiap ada masalah selalu mengeluh dan mau mundur jadi rektor, sikapnya itu sejak menjabat Wakil Rektor (WR) 1 ,"sampai sekarang dia sebagai rektor, ada masalah selalu dia katakan mau mundur. " Nasharuddin menantang, kalau Rektor mau mundur mundur saja, biar senat UIN sidang,

"Masih banyak yang antri mau jadi rektor ,Kalau gertak sambal saja untuk mundur itukan tidak enak didengar."

 

"Ubah sikapnya ya jangan hanya pandai ngomong mundur, selesaikan masalah dulu," kata Nasharuddin.

 

Rektor UIN Prof.Dr. Munzir Hitami saat ditemui radarpekanbaru.com dikantornya bebetapa waktu yang lalu menanggapi polemik pelantikan WD ditarbiyah ,menurutnya ia akan kembali memanggil Dekan Tarbiyah.

 

"Penunjukan WD adalah kewenangan Dekan sesuai statuta UIN, namun saya akan carikan solusi, dan saya akan segera memanggil Dekan FTK," katanya.

 

"Bisa saja Nasharuddin dikembalikan ke WD 1, namun tergantung usulan dekan, sebenarnya mereka itu bersahabat (Nasharuddin dan Dekan FTK-red), kan bisa dibicarakan dari hati-kehati, tak perlu berkonflik," tambahnya. (abu/rdr)