PEKANBARU - Lama tidak terdengar kabarnya, Gerakan Aksi Mahasiswa dan Alumni Riau (Gamari) yang diinisiasi mahasiswa dan alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik kembali hadir dan mempersiapkan sejumlah aksi. 

       

"Kondisi masyarakat Riau yang belum juga merasakan manfaat dari kekayaan daerah yang berlimpah di Bumi Melayu Lancang Kuning ini, membuat kami kembali menghadirkan Gamari di Riau," ungkap Andre Ade, yang didaulat memimpin Gamari di IKA FISIP Jalan Diponegoro 40, Selasa (14/3/2017).

       

Selain Andre yang didaulat menahkodai Gamari, juga ditunjuk Zulhani Ujeng Septin sebagai Sekretaris dan Anto Jegger sebagai Bendahara. Beberapa senior di kepengurusan IKA FISIP Universitas Riau menjadi penasehat dari organisasi social control ini.

       

"Sudah lebih satu dekade Gamari tidak menunjukkan aksinya. Rencananya mulai tahun ini, Gamari akan kembali bergerak seperti awal-awal reformasi dahulu. Gerakan kita di Gamari bukan hanya di Riau, nantinya juga di pentas nasional," ungkap Andre, alumnus Sosiologi Universitas Riau.

       

Salah satu yang akan diperjuangkan Gamari nantinya adalah soal konflik lahan antara perusahaan di Riau dengan masyarakat tempatan. Dalam kasus konflik lahan ini, masyarakat yang selalu kalah. Padahal mereka sejak nenek moyangnya dulu adalah pemilik yang sah dari lahan-lahan yang ada di Riau.

 

"Sekarang ini, misalnya, kita mendapatkan kabar Suku Sakai yang di Kandis demo menuntuk hak lahan mereka dari perusahaan perkebunan. Suku asli ini di Riau ini, kalau tidak didukung, pasti akan tersingkir dari lahan mereka sendiri. Itu salah satu nantinya yang akan kita perjuangkan dengan cara-cara Gamari," ungkap Andre. (abu/rp)