Jumat, 21 Juli 2023 16:41:00
Kapitra Ampera, Berjuang untuk Sedih yang Tiada Usai
RIAUONE, Pekanbaru - PENGACARA sukses dan kondang dari Riau, Dr Kapitra Ampera SH., MH, yang saat ini adalah Caleg DPR-RI Dapil 2 Riau, bercerita, suatu kali dirinya sempat melihat serombongan masyarakat ingin menyaksikan pertandingan bola kaki di sebuah lapangan dekat sebuah perusahaan besar.
Di antara beceknya tanah seusai gerimis, mereka ingin maju ke depan, agar lebih dekat menyaksikan pemain berebut bola. Tetapi beberapa petugas justru menyuruh mundur, mengusir dengan tegas agar tidak berada lebih dekat, karena pada bagian depan ada tamu-tamu yang terhormat.
Mereka, masyarakat Riau, pemilik sejati tanah di negeri ini, hanya bisa menahan sedih, sedih dalam jiwa, sedih yang berkepanjangan, mungkin sejak nenek kakek mereka atau di atasnya lagi, bahwa mereka tidak berhak atas apa-apa atas milik mereka tersebut.
"Jangan kan untuk menikmati, untuk mendapatkan, untuk menjadi penonton saja mereka, masyarakat itu, tidak bisa. Mereka sedih yang tidak pernah usai bagi saya, sedih dalam jiwa yang selalu mengusik nurani bahwa saya harus menjadi bagian dari mereka, membantu mereka," tutur Kapitra kepada ketua JMSI Riau Dheni Kurnia.
Sebagai pengacara sukses dengan akses ke pusat kekuasaan dan harta yang sangat cukup, Kapitra mulai berpikir untuk kembali pulang ke tanah masyarakat, tanah yang bernama Riau, yang telah menempanya menjadi seperti saat ini, pulang membawa sebuah harapan, negeri ini harus menikmati kekayaannya yang melimpah. Rakyatnya mestilah sejahtera.
"Ada yang bertanya apakah saya tidak bahagia dengan apa yang sudah saya dapat, jawabnya sederhana saja bahwa bahagia itu bukan karena saya bahagia, tetapi seberapa banyak orang yang sudah saya bahagiakan, itu saja. Saya ingin melihat sebanyak-banyaknya masyarakat Riau bahagia karena kesejahteraan mereka telah terpenuhi oleh hasil alam dan bumi yang dimiliki Riau, bukan seperti sekarang ini," ujar Kapitra.
Maka saatnya kini kata Kapitra, apa yang telah dia miliki secara pribadi, seperti akses dan komunikasi dengan pusat pemerintah, akan dipersembahkan untuk kepentingan masyarakat Riau, dengan menjadi wakil mereka di DPR-RI, agar suara mereka tidak hanya hilang di bawah kesedihan, tetapi lantang pengungkapan bahwa milik Riau harus kembali ke Riau, untuk kebaikan masyarakat Riau.
Kapitra muda dulu adalah pejuang, bersama anak muda Riau yang penuh semangat dan vitalitas menuntut hak mereka. Lewat profesinya, Kapitra telah menyelamatkan banyak anak muda dan mahasiswa dari angkara murka kekuasaan. Mereka menuntut hak tetapi kekerasan dihilangkan menghancurkan mereka, memenjarakan mereka karena demo menuntut hak itu. Saat itu Kapitra tampil membela dan memerdekakan mereka.
"Itu adalah sejarah dan banyak saksi sejarah tersebut yang kini telah sukses. Sayangnya, sukses mereka belum utuh nenyentuh kepentingan masyarakat Riau," kata Kapitra.
Bukan cuma dengan anak muda, Kapitra juga ada bersama para buruh yang tidak mendapatkan haknya atau bersama masyarakat yang tanahnya dirampas perusahaan atau kekuasaan. Di lima kabupaten Dapil 2 Riau, Dapil Kapitra sebagai Calon Anggota DPRRI, tapak jejak pembela kaum lemah itu telah dia tinggalkan.
Sedihnya saya kata Kapitra, terus tumbuh, selalu dan selalu, karena perjuangan itu belum selesai, belum sempurna. Tetap saja masyarakat hingga saat ini tidak bisa menikmati apa yang harusnya menjadi miliknya, sepeti tanah atau pun kekayaan dari tanah dan bawah tanah Riau.
"Lewat dinding-dinding gedung rakyat itu, gedung DPR-RI, akan saya suarakan, akan saya teriakan dan pantulkan tentang hak masyarakat Riau yang harus diterima masyarakat Riau, yang harus dinikmati masyarakat Riau," ujar Kapitra.
Sejak dari niat hingga sikap dan perbuatan, Kapitra bersuara sesuai suara rakyat, maka dalam pencalonannya sebagai wakil rakyat, Kapitra juga tidak menjanjikan hal-hal muluk untuk perjalanannya mulus menuju Senayan. Karena bagi Kapitra, inilah saatnya mendengar suara rakyat, bukan rakyat mendengar suara yang mewakilinya.
"Tentu, jika takdir menempatkan saya sebagai wakil masyarakat Riau di Senayan, yang akan saya bawa adalah suara mereka, suara masyarakat Riau, bukan suara saya. Yang akan saya perjuangkan adalah kepentingan mereka, masyarakat Riau, bukan kepentingan saya,” tutur Kapitra, yang dalam suara pun tegas dan lantang.
Kapitra berkata bahwa dia tidak akan mengatakan kepada masyarakat Riau pilihlah saya, tetapi sampaikanlah keinginan mu kepada saya dan akan saya perjuangkan keinginan itu atas nama kecintaan saya ke negeri ini, negeri Riau yang wangi, karena mengandung harta karun dalam tanah dan di atas tanahnya, dari minyak, sawit hingga karet, tapi hasilnya lebih banyak mengalir ke luar Riau. **