Selasa, 03 November 2015 10:05:00
Kegiatan Bela Negara Riau Dipindah dari Dumai ke Pekanbaru
RIAUONE.COM, PEKANBARU, ROC, - Program pemerintah pusat Bela Negara di Riau yang semula dipusatkan di Detasemen Rudal, Dumai ternyata dibatalkan. Sebagai gantinya, kegiatan yang sama akan kembali digelar pada 8-21 November di Pekanbaru.
Demikian dikatakan Kepala Kesbangpol Provinsi Riau Ardi Basuki, Selasa (2/11/15). Untuk program Bela Negara di Pekanbaru akan dipusatkan di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (dulu Balai Penataran Guru) yang akan dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
"Memang dulu rencananya di Detasemen Rudal Dumai. Pesertanya semua sudah datang, tinggal dimulai saja lagi. Tapi entah bagaimana karena ada desakan akhirnya dibatalkan," kata Ardi.
Untuk jumlah peserta yang akan mengikuti program Bela Negara tetap berjumlah 100 orang. Hanya saja jika sebelumnya diikuti para utusan masing-masing kabupaten/kota, saat ini semua pesertanya justru berasal dari berbagai organisasi yang ada di Pekanbaru saja.
Diantaranya Organisasi Kepemudaan (Okp) 20 orang, Pramuka 20 orang, Resimen Mahasiswa (Menwa) 10 orang, Ikatan Alumni Menwa 10 orang, PCMI 10 orang serta ditambah unsur lainnya dengan total 100 orang.
"Inikan awalnya diikuti para utusan kabupaten/kota. Tapi berubah lagi sistem dan tempatnya. Makanya karena ini mendesak dalam waktu dua minggu sudah dimulai, makanya sementara kita ambil dari Kota Pekanbaru dulu," ungkap Ardi.
Selain itu perubahan sistem dan tempat, para instruktur yang sebelumnya didominasi kalangan militer kini sudah tidak ada lagi. Kecuali nantinya Danrem 031/WB Brigjend TNI Nurendi ikut memberikan paparan terkait bela negara. Itupun lebih berbicara tentang rasa cinta terhadap tanah air, bukan hal-hal yang menyangkut kemiliteran.
Sementara untuk instruktur baris berbaris dipercayakan kepada kepolisian serta para akademisi lainnya pada materi lainnya. "Instruktur dari militer sama sekali tak ada, kecuali pak Danrem tapi cuma memaparkan soal cinta tanah air. Kepolisian ada, tapi injikan dianggap sipil," ujar Ardi. (rtc/roc).
Share
Berita Terkait
Komentar