• Home
  • Riau Raya
  • Kementerian Perdagangan menyatakan Terdapat Ratusan Pelabuhan Ilegal Sumatera
Jumat, 14 November 2014 11:13:00

Kementerian Perdagangan menyatakan Terdapat Ratusan Pelabuhan Ilegal Sumatera

pelabuhan terapung sei 9 (zar/roc)
riauonecom, Riau, - Kementerian Perdagangan menyatakan terdapat lebih 130 pelabuhan tikus di Sumatera bagian timur yang meliputi Kabupaten Asahan, Batubara, Tanjungbalai, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan ratusan lainnya di Provinsi Riau.
 
"Kemudian ada sekitar 30 pintu masuk pelabuhan ilegal di wilayah Kepulauan Riau khususnya di Batam," kata Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, Widodo dalam jumpa pers di Pekanbaru usai operasi bersama Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar (TPBB).
 
Dengan demikian, lanjutnya, sesungguhnya membutuhkan kerja keras untuk bersama-sama mengawasinya, inilah fungsi dan tugas dari TPBB yang dibentuk baru-baru ini.
 
Untuk diketahui, kata Widodo, lautan Indonesia merupakan yang terluas dan letak geografisnya terlalu panjang sehingga cukup sulit untuk dipantau atau diawasi secara intens.
 
Namun menjadi tekad bersama di Pemerintah Presiden Joko Widodo, maritim harus menjadi target untuk diawasi sehingga dapat memberikan kontribusi ekonomi yang nyata, katanya.
 
"Maka sebenarnya, kemaritiman itu menjadi fokus pemerintah saat ini dan menjadi tugas semua pihak secara bersama-sama dalam mengawasinya," kata dia.
 
Hasil penelusuran, selain Sumatera bagian Timur dan Kepulauan Riau, Provinsi Riau daratan juga menjadi daerah paling rawan penyeludupan untuk berbagai jenis produk pangan dan nonpangan.
 
Aktivitas penyeludupan menurut catatan kepolisian kerap terjadi di sejumlah pelabuhan tikus di Kabupaten Kepulauan Meranti, Bengkalis, Indragiri Hilir, dan Kota Dumai.
 
Kota Dumai misalnya, selama tiga tahun penelusuran, daerah ini terpantau seperti telah menjadi sarang penyeludup, mulai dari penyeludupan sembako, barang elektronik, hingga barang bekas (Balpres).
 
Beberapa kali aparat kepolisian dan bea cukai telah mengamankan kapal-kapal pengangkut barang-barang ilegal tersebut di sejumlah pelabuhan tikus.
 
Kalangan importir bahkan kerap "mengkambinghitamkan" kalangan buruh yang bekerja di sejumlah pelabuhan itu untuk menentang aturan yang diterapkan pemerintah.
 
Semisal di Kota Dumai, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, upaya tegas yang dilakukan petugas bea cukai setempat dalam mengamankan sejumlah kapal pengangkut sembako dan barang ilegal kerap dibenturkan dengan kepentingan buruh oleh pelaku importir.
 
Alhasil, aktivitas ilegal itu sampai saat ini masih terus berlanjut dan diperkirakan telah mendatangkan kerugian besar bagi negara. (ant/roc)
Share
Berita Terkait
  • 2 tahun lalu

    Mulai Naik, Tarif Tol Trans Sumatera Naik, Begini Tanggapan Mengejutkan Pengendara

    NASIONAL, - PT Hutama Karya (HK) Persero menyebut penyesuaian tarif baru Tol Trans Sumatra ruas Bakauheni - Terbanggi Besar yang dimulai sejak 25 Mei 2023, sudah sesuai aturan P

  • 2 tahun lalu

    Terakhir Muncul di 2007 Kelinci Sumatera yang Super Langka Tertangkap Kamera, Ini Penampakannya

    FAUNA, NUSANTARA, - Kabar gembira, kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri), makhluk super langka tertangkap kamera yang dipasang Taman Nasional Kerinci Seblat.

    Kenapa diseb

  • 3 tahun lalu

    Indonesia Geger, Ratusan CPNS Mundur alasan Gaji Kecil, ada satu dari Provinsi Riau

    NASIONAL, -  Ratusan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang telah dinyatakan lolos seleksi pada 2021 memutuskan untuk mengundurkan diri. Satu orang CPNS yang mundur dari Ka

  • Komentar
    Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified