riauonecom, Pekanbaru, roc, -  Tingginya harga penjualan harga LPG 12 Kilogram dilapangan sangat memberatkan masyarakat. Namun sampai saat ini, belum ada terniat dari masyarakat untuk melapor ke DPRD Riau untuk mengatasi masalah tersebut.

 

"Sampai saat ini, kita menunggu ada laporan dari masyarakat. Sebab jika sudah ada laporan masyarakat membeli LPG 12 Kilogram seharga Rp 170 ribu, maka kita langsung menanganinya dengan serius," kata Wakil ketua DPRD Riau, Noviwaldi jusman, Jumat (9/1).

 

Harga eceran LPG dilapangan tidak terkontrol dan terawasi. Meski pemerintah sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk dalam Kota Pekanbaru, sekitar Rp 113 ribu . Sementara luar kota akan disesuaikan dengan jarak dari pengisian LPG atau SPBE.

 

Noviwaldi menjelaskan, jika sudah ada laporan, DPRD Riau akan mengambil langkah untuk berkoordinasi dulu dengan DPRD kabupaten/kota.  Kemudian akan mendatangi kantor Disperindag, Pertamina untuk mempertanyakan harga yang tidak terkontrol dan juga langka dilapangan.

 

Apakah ada permainan ditingkat produksi, distribusi, agen dan atau pada penjual sendiri. Sebab permasalahan ini harus segera diatasi, supaya ada keseragaman harga disetiap daerah.

 

"Permasalahannya pasti terjadi disetiap tingkatan pendistribusian LPG. Untuk itu kita harus mempertanyakan kepada Disperindak dan Pertamina, supaya permasalahan ini dapat terselesaikan," ujarnya.

 

Terkait gas LPG 3 Kilogram dijual keluar daerah, sampai hari ini, DPRD juga belum ada mendapatkan informasi secara jelas. Kalau memang ada, hal itu sangat mudah untuk dibuktikan, yakni, setiap label tabung LPG memiliki kode masing masing daerah.

 

"Dari pertemuan nanti lah kita dapat mengetahuinya. Jadi sekarang kita sangat mengharapkan ada laporan dari masyarakat," terangnya. (lin).