Minggu, 25 Agustus 2019 12:18:00
Hampir 100 Ribu Anak Lobster Sitaan di Riau dan Sultra Bernilai Miliaran Rupiah
RIAU, - Baru-baru ini Petugas kembali menggagalkan upaya penyelundupan hampir seratusan ribu lobster anak di Riau dan Sulawesi Tenggara. Di Riau, sekitar 14 peti styrofoam berisi anak lobster pada Sabtu (17/8/19).
Awal Agustus, di Sulawesi Tenggara, aparat mengamankan setidaknya 11.000-an anakan lobster, dan mengamankan kepala desa yang diduga bertindak sebagai agen.
Di Riau, Direktorat Pol Air Polda Riau bersama Sat Pol Air Polres Tembilahan, mengejar mobil Innova yang bergerak ke kebun sawit di Pulau Palas, Kecamatan Tembilahan Hulu, Indragiri Hilir, Sabtu sekitar pukul 3.00. Petugas sempat beri tembakan peringatan namun pelaku melarikan diri dan meninggalkan mobil di tengah kebun.
Dua hari sebelumnya, Satpol Air Tembilahan dapat informasi ada penyelundupan benih lobster dari Jambi akan dibawa ke Singapura lewat Tembilahan. Sejak itu, tim mengintai kendaraan yang masuk dan cek beberapa lokasi.
Badarudin, Direktur Ditpolair Polda Riau Badarudin, mengatakan, mobil Innova yang diintai tim itu sedang menunggu speedboat menjembut anakan lobster.
gKemungkinan, lobster dari Bengkulu, Lampung atau Jawa Barat. Jambi, hanya tempat transit. Di sana, sebenarnya tak ada lobster,h kata Eko Sulystianto, Kepala Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (SKIPM) Pekanbaru, saat konferensi pers.
AKBP Wawan Setiawan, Kasubdit Gakkum Polair Polda Riau mengatakan, tim belum tahu pelaku yang melarikan diri tetapi, pemilik mobil sedang dicari. gPemiliknya sudah beberapa kali pindah tangan dari berbagai kabupaten.h
Dari beberapa kejadian sebelumnya, pesisir Riau memang jalur utama penyelundupan anakan lobster yang kerap masuk dari Jambi, sebelum diangkut ke Batam dan berakhir di Singapura atau Malaysia. Penyelundupan kali ini, tim berhasil menyelamatkan 14 peti styrofoam berisi bayi lobster.
Dari hasil pencacahan petugas SKIPM Pekanbaru, lobster itu jenis mutiara dan pasir. Rinciannya, lobster mutiara dua peti berisi 60 kantong. Tiap kantong terdapat 101 lobster, total 6.060. Perkiraan kerugian ekonomi Rp1.212.000.000 bila harga per ekor Rp200.000.
Untuk jenis pasir dikemas 12 peti berisi 360 kantong. Tiap kantong 248 anakan dan total 89.280. Perkiraan Rp150.000 tiap ekor dengan total kerugian Rp13,392 miliar. Total kerugian Rp14,604 miliar.
Tahun ini, sudah tiga kali penyelundupan anakan lobster digagalkan. Pertama, pada 3 Mei, kerjasama dengan Bea Cukai Tembilahan, berhasil menyelamatkan 101.800 lobster senilai Rp15,270 miliar. Kedua, selang 20 hari, bersama Tim Baharkam Mabes Polri dan Dirpolair Polda Riau, kembali menyelamatkan lebih kurang 77.000 lobster di Dumai Rp11,550 miliar. Ketiga, Agustus lalu dengan sitaan 14 peti streofom berisi anakan lobster.
Selain Dumai, Tembilahan, Indragiri Hilir, jadi jalur utama penyelundupan lobster karena jarak dekat Jambi.
Catatan SKIPM Pekanbaru, tahun lalu ada empat penyelundupan anakan lobster. Pada 5 Maret 2018, Polres Indragiri Hilir menyelamatkan 38.000 lobster senilai Rp5,7 miliar.
Pada Agustus, giliran Polsek Keritang, Indragiri Hilir, menghadang dua mobil bawa 27 boks berisi anakan lobster. Lobster itu dikemas dalam plastik bening sekitar 202.100 ekor senilai Rp30,315 miliar. Ini jadi tangkapan terbesar di Riau.
September 2018, Polres Pelalawan pula yang menyelamatkan 64.800 lobster Rp9,72 miliar. Terakhir, Oktober 2018, Angkatan Laut Dumai dan Angkatan Laut Tembilahan menyelamatkan 10.000 anakan lobster senilai Rp1,5 miliar. (mongabay).