• Home
  • Riau Raya
  • Legislator Riau "Berpikir Ulang" Maju Di Pilkada, Karena Harus Mundur
Sabtu, 11 Juli 2015 13:51:00

Legislator Riau "Berpikir Ulang" Maju Di Pilkada, Karena Harus Mundur

pilkada
RIAUONE.COM, PEKANBARU, RIAU, - Beberapa Legislator Riau yang sebelumnya "lantang" menyatakan maju di daerah  yang melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak Desember mendatang di Riau, saat ini menjadi "ragu dan galau" dan harus berfikir dua kali melancarkan niatnya.  Terutama dengan "mengukur" badan, kaena untuk maju harus mundur jadi Anggota Dewan.
 
Suhardiman Amby, Sektetaris Komisi A contohnya.  Dirinya sudah terang-terangan menyatakan tidak maju di Pilkada Kuansing.  Politisi Hanura ini menyatakan, Partainya sudah memberikan dukungan terhadap pasangan Imron-Aherson.  "Saya sudah pastikan tidak ingin maju lagi.  Kita sudah berikan dukungan pada Imron dan Aherson yang kita pandang mampu memajukan Kuansing", jelasnya.
 
Hal sama diakui juga oleh Husni Thamrin, Politisi Gerinfra, Anggota Komisi C yang sebelumnya sangat besemangat ingin bersaing di Pilkada Pelalawan.  Bahkan dirinya sudah mendaftar di lima partai pengusung.  Saat ini dirinya mengakui jadi berpikir untuk maju terutama untung-ruginya yang dikaitkan dengan peluang menang.  "Kebijakan harus mundur, itu sudah merupakan konsekuensi berpolitik.  Kita pikir-pikir maju karena pertarungan ini memerlukan pemikiran , materi dan tenaga", sebutnya.
 
Semenra itu, Aherson, Ketua Komisi C DPRD Riau berpendapat lain.   Seseorang itu mau maju ada dua alternatif yaitu keinginan sendiri dan diminta oleh Partai.  Dirinya kalau diminta Partai tidak ada kata lain, harus loyal.   Tapi kalau Partai memberikan dua alternatif, maka dirinya akan berfiir dua kali.  "Kalau kita diminta maju, kita akan maju.  Harus mundur itu sudah resiko berpolitik", sebutnya memberikan alasan. (rgi/zar).
Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified