Selasa, 15 September 2015 18:14:00
Pekan Ini, Harga TBS Sawit Riau Kembali Naik
RIAUONE.COM, PEKANBARU, RIAU, ROC, - Setelah pekan lalu harga TBS sawit di Riau naik. Pekan ini, harga TBS sawit di Riau kembali naik. Kenaikan sebesar Rp 72,29 perkilogram.
Penetapan harga TBS Riau periode 16 sampai dengan 22 September 2015, untuk sawit umur 3 tahun naik menjadi Rp 837,17 perkilogram. Sawit umur 4 tahun naik menjadi Rp 952,41 perkilogram.
Sawit umur 5 tauhn naik menjadi Rp 1.029,59, sawit umur 6 tahun naik menjadi Rp 1.063,61 perkilogram, sawit umur 7 tahun naik menjadi Rp 1.109,91perkilogram.
Untuk sawit umur 8 tahun naik menjadi Rp 1.149,01perkilogram, sawit umur 9 tahun naik menjadi Rp 1.190,23 perkilogram.
"Sawit umur 10 hingga 20 tahun naik menjadi Rp 1.227.75 perkilogram, sawit umur 21 tahun naik menjadi Rp 1.193,38 tahun, sawit umur 22 tahun naik menjadi Rp 1.158,45 perkilogram, sawit umur 23 tahun naik menjadi Rp 1.124,08 perkilogram, sawit umur 24 tahun naik menjadi Rp 1.110,22 perkilogram dan sawit umur 25 tahun naik menjadi Rp 1.054, 78 perkilogram," terang Sekretaris Tim Penetapan Harga Disbun Riau, Rusdy Selasa (15/9/15).
Di pasar Indonesia baik di pasar bursa berjangka maupun kontrak perusahaan seperti KPBPTP maupun lelang Astra terjadi kenaikan yang signifikan dari Rp. 6.295 - Rp. 6.810, - atau terjadi peningkatan sebesar 7,56 %. Bursa komoditas CPO berjangka memperoleh dorongan aksi beli yang cukup kuat disebabkan oleh kenaikan harga minyak mentah. Naiknya harga minyak mentah meningkatkan minat para pelaku pasar terhadap produk biofuel yang diproduksi dari CPO.
Harga CPO berjangka masih memperoleh dukungan setelah ada kabar bahwa kebutuhan komoditas ini di India mengalami peningkatan. Permintaan minyak nabati India, negara konsumen CPO terbesar dunia, masih akan tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Cuaca kering menyebabkan perkebunan oilseeds di India gagal panen. Negara tersebut diprediksi mengimpor 15 juta ton minyak nabati dalam satu tahun ke depan, mendekati rekor 14,1 juta ton minyak nabati yang diimpor dalam 12 bulan ke belakang.
Perdagangan CPO masih ditopang oleh sentimen positif dari Indonesia dan India. Produksi CPO Indonesia, produsen CPO terbesar dunia, diprediksi kurang 300.000-450.000 ton dari target 31,5 juta ton.
Sementara itu permintaan dari India mengalami peningkatan. Data menunjukkan bahwa impor CPO India, negara konsumen CPO terbesar dunia, telah naik selama 8 bulan berturut-turut akibat kekeringan yang mengganggu produksi minyak nabati lokal.
Harga CPO kontrak paling aktif di bursa komoditas Malaysia hari ini tampak mengalami kenaikan yang mantap. Harga kontrak November yang merupakan kontrak paling aktif saat ini terpantau meningkat sebesar 35 ringgit atau setara dengan 1,64 persen dan diperdagangkan pada posisi 2.169 ringgit per ton. (rtc/roc).
Share
Komentar