PEKANBARU - Angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau mengalami penurunan jika dibandingkan tahun lalu. Kendati demikian, langkah antisipasi tetap harus dilakukan secara maksimal.    

 

Untuk memaksimalkan langkah antisipasi, Pemerintah Provinsi Riau menginventarisir kawasan hutan dan lahan yang terbakar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat, sejak bulan Januari sampai September  ini, jumlah lahan yang terbakar di Riau cukup tinggi.    

 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau,  Edwar Sanger, Kamis (15/9/2016) mengungkapkan, pada semester awal di tahun 2016,  total luas lahan yang terbakar di Riau mencapai angka 1,4 ribu hektar.

 

Sementara per Januari hingga pertengahan September 2016 ini,  total luas lahan terbakar di Riau,  sudah mencapai angka 3,7 ribu hektar.   Sedangkan pada pertengahan Agustus lalu angka luas kebakaran sudah mencapai 2,3 ribu hektar. Melihat angka ini terjadi peningkatan Jumlah luas kebakaran dalam kurun waktu sebulan terakhir.    

 

Hanya saja, Edwar menilai, secara umum angka luas kebakaran lahan itu jauh lebih sedikit dibanding tahun 2015 lalu. Dimana, angkanya sangat fantastis yakni mencapai 6,7 ribu hektar pada periode sama di tahun lalu.    

 

"Makanya langkah antisipasi terus dilakukan. Kami masih mengoptimalkan seluruh komponen dan bantuan dari pemerintah pusat.  Upaya pencegahan dan pemadaman terus dilakukan dengan peralatan yang sudah tersedia," terangnya.  

 

 Lebih jauh ia menerangkan, untuk ketersediaan armada, saat ini tersedia sebanyak enam heli yang stanby di posko, dan satu pesawat untuk Teknik Modifikasi Cuaca (TMC).  Dengan peralatan yang terasedia, diyakini akan cukup untuk upaya pencegahan Karhutla.  

 

"Pengawasan dan koordinasi terus dilakukan. Hasilnya cukup memuaskan. Tahun ini bandara tidak tutup dan anak sekolah tidak

diliburkan dan aktifitas masih berjalan normal,'' imbuhnya. (mcr/roc).