Selasa, 08 Desember 2015 08:56:00
Potensi Penguatan pembangunan pertanian dan perkebunan Riau terus di pacu
RIAUONE.COM, PEKANBARU, RIAU, ROC, - Potensi Penguatan pembangunan pertanian dan perkebunan Riau terus di pacu, potensi perkebunan kelapa sawit di Riau merupakan yang terbesar di Indonesia. Karena itu, sudah semestinya Riau mewujudkan diri menjadi Pusat Kawasan Industri Hilir.
Pemprov Riau sangat menyadari potensi besar sektor perkebunan kelapa sawit. Sektor ini sudah terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meski demikian, ada potensi besar yang masih tertidur dari sektor ini dan sedang diupayakan 'dibangunkan'.
Demikian dikatakan, Plt Gubenru Riau Andi Rahman di Pekanbaru belum lama ini.
Adalah upaya memaksimalkan nilai ekonomi kelapa sawit dari industri hilir. Pemprov Riau sangat serius pembangunan klaster industri hilir sawit. Terlebih gagasan ini mendapat respon positif dan dukungan pemerintah pusat.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan distribusi pendapatan yang adil dan merata, karena pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini hanya dinikmati oleh sekelompok kecil masyarakat, seperti masyarakat perkotaan, sedangkan masyarakat pedesaan atau pinggiran mendapat porsi yang kecil dan tertinggal. Kesenjangan di daerah ini semakin diperburuk karena adanya kesenjangan dalam pembangunan antar sektor, terutama antara sektor pertanian (basis ekonomi pedesaan) dan non-pertanian (ekonomi perkotaan).
Oleh Karena itu, Pemprov Riau akan terus mendorong pembangunan perkebunan. Sebab itu, seluruh kegiatan di daerah harus bersinergi dengan program pemerintah pusat. Menurut Plt Gubri Arsyadjuliandi Rahman, sektor perkebunan di Riau memang masih nomor satu di pulau Sumatera, dan nomor lima di Indonesia. Namun demikian, diakuinya, dirinya masih belum puas, karena masih ada kesenjangan antara masyarakat kelas atas, menengah, dan bawah. "Seperti halnya salah dalam pemilihan bibit, menyebabkan petani di tingkat bawah jadi kurang diperhatikan," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Andi Rahman sapaan akrab Gubernur Riau mengharapka seluruh Kepala Disbun di Kabupaten/ Kota benar-benar ikut membahas sektor perkebunan dengan tujuan meningkatkan taraf hidup petani.
Hal ini disampaikan Plt Gubri sebelum membuka Rakornis Pembangunan Perkebunan se-Riau di Pasirpangaraian, Rokan Hulu.
Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, industri hilir dilakukan korporasi, ternyata secara tidak langsung turut mendukung agenda pemerintah dalam percepatan dan perluasan ekonomi nasional. Hal ini didasari bahwa Riau mulai dikenal sebagai penghasil Crude Palm Oil (CPO) dalam bentuk bahan mentah.
Pemerintah merencanakan program industri hilir untuk peningkatan ekonomi dengan perintisan pembangunan klaster industri sawit mulai diproses di Provinsi Riau di Kuala Enok, Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelintung, Kota Dumai. Program ini sesuai dengan program pemerintah tentang Industri Hilir Berbasis Pertanian dan Oleochemical.
"Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai bagian dari arah pengembangan klaster berbasis sawit. Kebijakan tersebut juga akan diperkuat oleh Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Ekonomi di Riau," ujar Plt Gubri.
Berpijak dari inilah, Provinsi Riau terus melakukan upaya yang sama menciptakan MP3EI untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8-9 persen per tahun. Tujuannya jelas, yakni mengarahkan pembangunan Indonesia yang dapat menghasilkan produk-produk yang bernilai tambah, mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan didukung infrastruktur yang baik, interkonektivitas antar pusat pertumbuhan, dan teknologi yang tinggi.
Pencanangan Riau sebagai klaster industri hilir kelapa sawit, sudah dilakukan beberap tahun yang lalu, dan Riau pun mulai membangun infrastruktur untuk menunjang industri hilir.
Riau akan memprioritas infrastruktur hingga sumber daya manusia. Apalagi pengembangan klaster sawit sebagai rencana aksi revitalisasi industri dan rencana pembangunan jangka menengah, pemerintah Indonesia terus memfokuskan pada tiga strategi pembangunan, yakni sumber daya alam, ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Untuk itu, revitalisasi di bidang industri dengan melakukan klaster-klaster ekonomi diharapkan menghasilkan nilai tambah yang membawa multi player effect positif bagi pertumbuhan ekonomi," ungkap Plt Gubri.
Untuk itu perlu pembangunan pabrik yang tentunya diharapkan terciptanya lapangan kerja yang cukup banyak. Bahkan pabrik ini juga harus mampu menciptakan nilai tambah yang cukup signifikan terhadap CPO. Selain itu, dampak multiplier effect dari pengoperasian pabrik ini juga tidak dapat diabaikan.
"Selain meningkatkan produksi dan hasil industri hilir, pengembangan riset dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia senantiasa diperhatikan agar kreativitas, inovasi dan efisiensi terus berkembang," tambahnya. (adv/hms/riau).
Share
Berita Terkait
Dugaan Korupsi Perjalanan Dinas di DPRD Riau, Ada 35 Ribu Tiket Pesawat Fiktif, Tokoh Anti Korupsi Minta Usut Semua Terlibat
PEKANBARU, - Mengerikan dan sangat dahsat negeri ini, dugaan korupsi SPPD fiktif DPRD Riau tentunya tidak hanya di lakukan segelintir orang, dicurigai bahwa SPPD fikti
Musim Haji, Jamaah Haji Riau sebanyak 5.273 orang, 8 Jamaah Wafat di Tanah Suci
RIAU, PEKANBARU - Plt Kan
Di Riau Info Loker: 70 Perusahaan Buka 2.000 Lowongan Kerja di Job Fair Riau 2023
RIAU, PEKANBARU - Kabar baik bagi pencari kerja (Pencaker), ada sebanyak 2.000 lowongan kerja disiapkan dalam Riau Job Fair tahun 2023, yang akan dilaksanakan di Hotel Fri
Asyikk, Anggota DPRD Riau Akan Kunjungan Kerja ke Amerika?
RIAU, - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau tahun ini kembali melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.
Para wakil rakyat itu akan "plesiran" ke Am
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified