Rabu, 01 November 2017 18:28:00
Advertorial
“Seluruh Pihak Bersatu Padu Tekan Angka Karhutla”
ROKANHILIR – Seluruh pihak diharapkan bisa bersatupadu untuk menekan angka kejadian Kebakaran Hutan dan Lahan atau yang biasa dikenal dengan istilah Karhutla.
Tanpa adanya dukungan yang bersifat menyeluruh maka mustahil penanganan untuk menekan angka Kasus Karhutla dapat dimaksimalkan.
Penekanan itu disampaikan Bupati Rokan Hilir H SUyatno terkait dengan waspada terhadap kejadian karhutla yang ada di daerah Rokan Hilir.
Dijelaskan oleh Bupati Rokan Hilir ini bahwa persoalan Karhutla telah menyita perhatian publik, pemberitaan seolah tak berhenti mengulas tentang banyaknya dampak buruk yang terjadi.
“Dampak yang timbul antara lain berhentinya aktifitas perekonomian masyarakat, lumpuhnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah terutama Sekolah Dasar yang rentan mengakibatkan gangguan kesehatan bagi pelajar belia. Belum lagi bila dicermati dari besarnya kerugian materil yang ditimbulkan,” tukasnya.
Ada kasus yang terjadi pada tahun 2016 yang lalu sempat mengakibatkan adanya satu korban tewas saat dalam upaya memadamkan Karhutla.
Pentingnya bersikap peduli terhadap persoalan Karhutla Bupati Suyatno mengingatkan seluruh aparatur sipil negara (ASN) di pemerintah kecamatan, kepenghuluan dan seluruh perusahaan perkebunan yang beroperasi termasuk petani serta masyarakat untuk mengantisipasi potensi ataupun ancaman Karhutla itu.
Penting untuk diperhatikan dalam persoalan karhtula bagaimana mewaspadai faktor alam atau cuaca yang terjadi. Jangan sampai dengan situasi yang memasuki musim kering dimanfaatkan oleh pelaku yang tak bertanggung jawab melakukan aksi pembakaran.
"Memasuki ke dalam musim kemarau tentunya percikan api akan sangat mudah membakar lahan. Maka itu, saya ingatkan kembali seluruh aparatur pemerintah, perusahaan perkebunan dan masyarakat untuk mengantisipasi potensi karhutla," terangnya.
Seperti diketahui bahwa pada tahun 2015 lalu dampak karhutla di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Riau telah membuat negara mengalami kerugian sampai Rp221 triliun.
"Tahun 2016 jumlah karhutla menurun 85 persen. Karena itu, tahun ini diharapkan jumlah karhutla bisa lebih ditekan bahkan kalau memungkinkan zero karhutla," ujarnya.
Dikatakan, Rokan Hilir telah mendapatkan penghargaan atau apresiasi dari Pemprov Riau dalam hal penanggulangan karhutla tahun 2016.
"Saya ingatkan seluruh aparatur pemerintah untuk dapat menjaga wilayahnya dari ancaman karhutla," tuturnya.
Penanganan Karhutla dikatakan bupati harus melibatkan segenap pihak bukan hanya yang memiliki tupoksi yang berkaitan dengan kepentingan penanggulangan kebakaran lahan atau hutan itu saja.
Mustahil bisa mewujudkan kondisi daerah yang zero karhutla bila tidak ada dukungan yang benar-benar serius dari berbagai pihak itu. Sementara pemkab pun telah mendorong agar dinas atau Satuan Kerja (Satker) yang terkait dengan kegiatan penanggulangan semakin mengintensifkan kegiatan program yang ada.
Misalnya dengan melakukan kegiatan simulasi penanggulangan kebakaran ke kecamatan-kecamatan terutama yang kondisinya memang kerap rawan dengan terjadinya Karhutla.
Rokan Hilir dalam beberapa tahun belakangan kerap tercatat dengan adanya kejadian karhutla namun patut disyukuri sepanjang tahun 2017 ini dalam rentang periode Januari hingga saat ini angka kejadian Karhutla sangat sedikit bahkan bisa dikatakan nihil. (Adv)
Share
Berita Terkait
Komentar