• Home
  • Riau Raya
  • Irigasi Sistem Pompanisasi Teluk Pulau Rohil Kurang Maksimal Aliri Persawahan
Kamis, 30 Juli 2015 15:24:00

Irigasi Sistem Pompanisasi Teluk Pulau Rohil Kurang Maksimal Aliri Persawahan

sawah padi
RIAUONE.COM, ROHIL, ROC, - Camat Rimba Melintang H. Syamzami SH minta kepada instansi terkait untuk memaksimalkan pengoperasian irigasi sistem pompanisasi yang berada di Teluk Pulau yang mengaliri ratusan hektare lahan pertanian padi masyarakat di Kecamatan Rimba Melintang, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.
 
Menurut H Syamzami pompanisasi yang menjadi harapan masyarakat di beberapa kepenghuluan di Kecamatan Rimba Melintang yang mengaliri lahan pertanian padi mereka dinilai tidak berfungsi secara maksimal.
 
"Banyak faktor, termasuk anggaran operasionaldan ada juga yang bocor, kalau tak salah ada tiga titik," ungkapnya.
 
Sementara itu Kadistannak Rohil Ir Muslim juga mengakui kurang maksimalnya pengoperasian pompanisasi di Teluk Pulau tersebut. Dipaparkan Muslim, penyebabnya yang pertama, faktor alam. 
 
Ditambah lagi di sebelah lokasi pompanisasi ada perkebunan karet di mana pemilik kebun karet tersebut membuat sungai dengan mengalirkan air kembali ke laut. 
 
"Kemudian faktor air bahwa saat mesin dihidupkan, air pasang, sementara belum terpenuhi air kembali surut. Dan menunggu pasang lagipun berhari-hari lagi baru bisa dialiri. Dari situ saja sudah tidak maksimal ditambah faktor lain," katanya. 
 
Menurut Muslim lagi, sejumlah petani yang berada di daerah sentra produksi di wilayah Kecamatan Rimba Melintang khusus di Kepenghuluan Pematang Sikek, tampaknya bakal kembali menerapkan pola pertanian sistem tadah hujan.
 
Hal dilakukan mengingat irigasi sistem pompanisasi Jumrah dinilai belum berfungsi secara maksimal.
 
"Memang daerah Kepenghuluan Pematang Sikek sedang dicanangkan untuk tiga kali tanam dalam setahun. Hanya saja, itu semua masih sebatas rencana," katanya.
 
Dikatakannya lagi, irigasi sistem pompanisasi Jumrah yang mampu mengalirkan air sampai ke Kepenghuluan Pematang Sikak ternyata tidak dapat direalisasikan. Sebab, saluran irigasi pompanisasi tersebut banyak yang bocor.
 
"Dengan kondisi seperti ini, apa mungkin kegiatan tiga kali tanam dapat dilakukan. Jelas mustahil sekali. Lantaran irigasi sistim pompanisasi yang belum maksimal inilah maka para petani kembali menerapkan pertaniannya ke sistem tadah hujan," imbuhnya. (Adv/Humas/pnc).
 
Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified