Rabu, 13 April 2016 08:35:00
Kabupaten Rohil Tidak Pernah Konflik Etnis
ROHIL, RIAU, - Rokan Hilir sebelum berpisah dari Kabupaten Bengkalis paling banyak memiliki beragam etnis suku sehingga terkadang sering timbul konflik suku. Namun setelah otonomi daerah tahun 1999, Kabupaten Rohil aman dan kondusif.
Demikian dikatakan Kepala Kesbangpolinmas Rohil Suandi, ketika membuka kegiatan Sosialisasi Percepatan Proses Pembauran Bagi Masyarakat dan Pemberian Tanda Penghargaan Pembaruan Tahun 2016, Selasa (12/4/2016) di Bagansiapiapi.
Menurutnya, tujuan kegiatan tersebut untuk menyatukan persepsi sehingga tidak terjadi konflik sosial, kemudian antar suku juga diharapkan bisa saling membaur, saling toleransi, dan mengerti bahasa maupun adat istiadat.
Oleh karena itu, kegiatan forum pembaruan kebangsaan ini merupakan program dari Kesbangpol Provinsi Riau yang sengaja dilaksanakan di Rohil mengingat daerah itu memiliki banyak ras, suku dan agama.
"Untuk peserta dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai etnis yang ada di Rohil mulai dari Suku Melayu, Jawa, Minang, Tionghoa, Batak, Tapanuli, Nias dan Bugis dengan jumlah sebanyak 60 orang," katanya.
"Apabila sudah memahami semua itu kedepan diharapkan tidak menimbulkan konflik sosial baik yang terjadi dilingkungan sekitar maupun keluarga," tuturnya.
Selain itu, forum ini juga bertujuan untuk mencegah timbulnya diskriminasi antar suku dan perbedaan kepentingan. Kabupaten Rohil telah membuktikan warganya telah berbaur dengan suku etnis lainya, seprti dalam kegiatan MTQ, Paguyuban Jawa, Tahun Baru Imlek, Malam Cap Go Meh, Ritual Bakar Tongkang.
"Kita mengikutsertakan seluruh etnis, inilah menunjukkan bahwa perlunya satu persepsi antar suku dalam membangun Rohil sekaligus mencegah dan menghindari konflik sosial," jelasnya.
Dirinya mengajak seluruh etnis di Rohil mencapai satu persepsi sehingga tercipta kondisi kondusif, sehingga segala bentuk pembangunan yang digerakkan pemerintah daerah berjalan dengan lancar, tertib dan terkendali. (mcr/roc).
Share
Berita Terkait
Komentar