Kamis, 11 Agustus 2016 06:57:00

Rohil Dan Prediket Penghasil Ikan Terbesar Dunia

ilustrasi.
ROHIL, RIAU, - Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau berupaya untuk menggembalikan predikat daerah, yang dahulunya dikenal sebagai daerah penghasil ikan terbesar di dunia.
 
"Memang dulunya Bagansiapiapi penghasil ikan terbesar kedua didunia dan kami ingin predikat itu bisa diraih kembali. Upaya-upaya yang kami lakukan saat ini salah satunya memberikan bantuan kepada para nelayan setiap tahunnya," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Rohil M Amin di Bagansiapiapi, Rabu.
 
Sebagaimana diketahui Kota Bagansiapiapi di Kabupaten Rokan Hilir dahulunya mendapat predikat sebagai daerah penghasil ikan nomor dua terbesar di dunia setelah Norwegia. Dimasa kejayaan itu para nelayan hidup sejahtera dengan hasil tangkapan yang berlimpah ruah.
 
Selain cukup untuk kebutuhan konsumsi, hasil perikanan seperti ikan dan kerang juga banyak dimanfaatkan untuk diolah menjadi asinan, bahkan Bagansiapiapi konon dulunya juga pernah sebagai pengekspor ubur-ubur terbesar keluar negeri untuk kebutuhan kosmetik.
 
Seiring dengan waktu, masa kegemilangan yang pernah diraih tersebut saat ini hanya tinggal kenangan dikarenakan hasil tangkapan nelayan yang setiap tahunnya terus mengalami penurunan.
 
Dari data Dinas Perikanan dan Kelautan Rohil, hasil tangkapan nelayan pada tahun 2013 lalu hanya sebanyak 47.511,81 ton dengan rincian 46.781 ton atau sekitar 98,46 persen merupakan hasil perikanan laut dan perairan umum. Sedangkan hasil tangkap nelayan budidaya hanya 730,81 ton atau 1,54 persen.
 
"Jika hasil tangkap perikanan nelayan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan total produksi ikan 57.850 ton maka terjadi penurunan pada tahun 2013 lalu sebesar 17,87 persen," katanya.
 
Untuk hasil tangkap nelayan pada tahun 2014 tercatat produksi ikan sebanyak 33.847,46 ton, dimana 49.141 ton atau 98,00 persen merupakan hasil tangkap perikanan laut dan perikanan umum. Sementara untuk hasil tangkap ikan budidaya sebesar 1.089,76 ton atau 2,00 persen. Hasil tangkap nelayan ini juga terjadi penurunan dari tahun 2013 lalu sebesar 16,79 persen.
 
Dengan kondisi yang terjadi dua tahun terakhir itu sambung dia, tentunya sangat berimbas bagi perekonomian para nelayan meskipun laut Rohil masih banyak menyimpan potensi perikanan yang siap untuk dikembangkan.
 
Meski demikian untuk meraih kejayaan tersebut dalam beberapa tahun terakhir pemerintah daerah telah membuat program dengan cara melakukan pembinaan dan memberikan berbagai bantuan alat tangkap agar para nelayan bisa hidup sejahtera.
 
"Upaya ini kami lakukan untuk memperkuat para nelayan dari yang tidak bersemangat menjadi lebih semangat. Pemberdayaan yang dilakukan itu juga sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2015 tentang pemberdayaan nelayan dan budidaya ikan," demikian M Amin. (ant/roc).
Share
Berita Terkait
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified