Minggu, 14 Desember 2014 07:11:00
Bupati Siak Pertanyakan Soal Putri Kaca Mayang dan Sumur Tujuh
riauonecom, Siak, - Bupati Siak Drs.H.Syamsuar,M.Si mempertanyakan terhadap kinerja hasil kajian pelestarian kepurbakalaan yang dilakukan oleh tim bidang budaya, ahli pemugaran dan sejarah purbakala yang telah dilakukan di wilayah Kabupaten Siak. Sebab dari kajian yang disampaikan oleh tim ini, masih ada beberapa situs sejarah dan kebudayaan yang ada di beberapa Kecamatan di Kabupaten Siak tidak masuk dalam kajian tersebut.
Demikian diungkapkan Bupati Siak saat mempertanyakan hal ini pada acara Laporan Hasil Kajian Pelestarian Kepurbakalaan Kabupaten Siak kemarin. Expos tersebut dilakukan oleh tim Guru Besar Bidang Budaya Prof.DR.Hasan Jafar beserta kawan-kawan.
Kata Bupati, dari hasil laporan kajian ini, ada beberapa situs dan kebudayaan yang tak masuk dalam hasil Kajian Pelestarian Kepurbakalaan yang telah di lakukan oleh tim. Misalnya seperti Kerajaan Gasib dan Putri Kaca Mayang di Kecamatan Koto Gasib, sejarah ini tidak tampak dari hasil kajian tersebut.
"Termasuk tentang sumur 7 dan prasangrahan yang ada di Kecamatan Sungai Mandau, ini juga tidak masuk, padahal ini merupakan bagian situs sejarah dan cagar budaya yang ada di wilayah Kabupaten Siak," katanya.
Tak hanya itu, bupati juga mempertanyakan terhadap situs-situs bangunan sejarah pada zaman kolonial Belanda yang ada di Siak yang tak masuk ke pada hasil kajian pelestarian kepurbakalaan. "Padahal di Kabupaten Siak ini ada sejumlah bangunan bersejarah pada pada zaman Belanda dahulu, misalnya seperti Bangunan Gedung Sekolah MTS yang kini digunakan untuk tempat belajar Taman Kanak-kanak (TK) Bina Kasih, kemudian SDN 01 Siak, ini termasuk peninggalan bersejarah pada zaman Belanda, akan tetapi kenapa hal ini tidak masuk dan tidak tercantum dalam kajian," ujar Bupati mempertanyakan.
Bupati juga menyatakan, Pemkab Siak sudah punya rencana untuk melakukan perbaikan dan renovasi terhadap peninggalan-peninggalan barang-barang sejarah tersebut. "Kendati ini tidak mudah, namun komitmen yang kuat harus kita tanamkan. Sehingga niat Pemerintah Daerah untuk menjaga, merawat dan melakukan penyelamatan terhadap barang-barang Purbakala ini, dapat kami laksanakan, dan nantinya bisa mendatang PAD bagi dunia Pariwisata Kabupaten Siak," tutup Bupati menyampaikan.
Terkait pertanyaan yang disampaikan oleh Bupati Siak, menurut Tim Hasil Kajian Pelestarian Kepurbakalaan Kabupaten Siak dan juga sebagai Guru Besar Bidang Budaya, Prof DR Hasan Jafar, menyebutkan persoalan Koto Gasib dan Putri Kacang mayang, hal ini sudah kita kaji lewat beberapa nara sumber dan sudah kita tanyakan kepada masyarakat setempat, pengakuan dari nara sumber seperti yang disampaikan oleh Kepala Desanya, dan Mantan Kades Gasib, menyebutkan Pusara Putri Kacang Mayang yang ada di Kecamatan Koto Gasib tersebut, bangunannya merupakan bangunan baru. Oleh sebab itu hal ini perlu didalami kembali.Urai Hasan menerangkan. (ssc/roc)
Share
Berita Terkait
Firaun, Kisah-nya Masuk dalam dalam Alquran, Arkeolog Temukan Pedang Firaun Berusia 3.000 Tahun di Mesir, Berhiaskan Lambang Ini
Israel dituding Tanam Alat Peledak di Alat Komunikasi Pager dan Walkie-Talkie
Mengerikan, Sedang Dikendarai, Kap Mesin Depan Honda CR-V Mengepul dan Terbakar
Starlink Masuk Indonesia, Telkomsel dan Biznet Gamang Bisnis Internet ada Pesaing Baru, Konsumen diuntungkan?
NASIONAL, BISNIS, - Pasca layanan internet via satelit milik Elon Musk yaitu Starlink resmi hadir di Indonesia, sejumlah perusahaan penyedia layanan internet (Internet Ser
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified