• Home
  • Riau Raya
  • Di Indonesia Hanya Kabupaten Siak Terpilih Menjadi Klinik Heritage
Jumat, 25 Juni 2021 19:20:00

Di Indonesia Hanya Kabupaten Siak Terpilih Menjadi Klinik Heritage

RIAUONE.COM,SIAK - Southeast Asian Cultural Heritage Alliance (SEACHA) atau aliansi kota pusaka Asia Tenggara bekerjasama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) menunjuk Siak sebagai role model untuk pengembangan management heritage clinic program. Siak dianggap kabupaten paling proaktif dalam melestarikan cagar budaya di Asia Tenggara.

Ketua Komunitas Heritage Hero, Cindy Shandoval saat berbincang dengan media menerangkan, sebenarnya ada 2 kota yang ditunjuk menjalankan program klinik ini di Asia Tenggara, Siak di Indonesia dan Kota Phrae di Thailand. Siak dan Phrae dianggap sudah berhasil dalam melaksanakan manajemen haritagenya.

"Kita setiap bulan dicoaching dengan berbagai program untuk melakukan manajemen heritage. Dalam perjalanannya, kota Phrae mundur dan kita terus berkolaborasi dengan pemerintah," kata Cindy, arkeolog lulusan UGM tersebut, Kamis (24/6/2021).

Saat ini komunitas Heritage Hero yang diisi oleh para anak muda kreatif dan akademisi berkolaborasi dengan Pemkab Siak sedang melakukan cultural mapping. Keberhasilannya dalam manajemen heritage berkat dukungan pemerintah kabupaten Siak memberi ruang seluas -luasnya untuk melakukan kegiatan pelestarian.

"Dalam proses ini yang paling utama untuk manajemen heritage itu adalah masyarakatnya, dari Siak untuk Siak. Jadi kegiatan yang sudah kita lakukan untuk itu setidaknya ada 3 yakni offline, online dan kegiatan bersama tim," beber

Pada 28 Maret 2021 lalu, ia menggelar heritage fun ride. Kegiatan offline tersebut merupakan pengenalan kota terhadap masyarakat, pengenalan cagar budaya dengan cara lebih mudah, yakni bersepeda.

"Pada masa pandemi ini masyarakat di kota Siak banyak bersepeda. Kami memanfaatkan masa pandemi ini untuk kegiatan bersepeda sambil mengenalkan cagar budaya kepada masyarakat. Kami tidak mengenalkan dengan cara berat tetapi dengan cara fun, bersepeda, mengadakan kuis dan lain- lain," kata dia.

Cindy menambahkan, dalam kegiatan cultural mapping pihaknya tidak hanya memetakan tetapi juga membangun narasi dari setiap yang telah dipetakan. Kegiatan membangun narasi tersebut akan dimulainya Juli 2021, dengan melakukan penelitian dan survey, serta wawancara.

"Wawancara ini kita lakukan dengan berbagai latar belakang nara sumber,  baik umur, pekerjaan, suku dan agama,  sehingga kita dapatkan dinamika bagaimana masyarakat tersebut memandang arti penting kotanya sendiri," urai Cindy.

Diketahui, SEACHA adalah jaringan organisasi masyarakat sipil Asia Tenggara yang bergerak di bidang konservasi warisan budaya. Jaringan ini berusaha untuk mempromosikan kemitraan pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan warisan budaya secara efektif.

Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) kabupaten Siak Irham Temas menyupport komunitas Heritage Hero tersebut. Menurutnya, kolaborasi komunitas dengan pemerintah adalah fundamental untuk menjadikan kota ini sebagai role model heritage city.

"Tentu saja kami mempunyai komitmen yang tinggi mendukung Siak menjadi percontohan di Asia Tenggara terkait manajemen heritage dalam program SEACHA dan BPPI ini," kata dia.

Kepala Dinas PU Tarukim Siak Ir H Irving Kahar Arifin M Eng mengatakan, SEACHA dan BPPI menginisiasi

program ini karena masa pandemi Covid 19 ini membuat orang tidak berwisata kemana-mana. SEACHA bersama BPPI membuat program manajemen klinik yang  mengambil sampel di kota-kota di Asia Tenggara. Kemudian dilaksanakan perengkingan maka terpilihlah Siak.

"Sebab Siak dianggap berhasil dan proaktif dalam melestarikan bangunan cagar budaya, seperti sudah merevitalisasi bangunan cagar budaya dari sumber dana APBD, APBN dan CSR. Pemkab Siak berani melaksanakan program yang non populis ini karena memang ingin melestarikan cagar budaya," kata dia.

Menurut Irving, pariwisata ini adalah industri hilir yang akan berkembang terus. Persoalan ini juga menjadi konsentrasi presiden Jokowi untuk membangkitkan ekonomi masyarakat Indonesia. Sementara Siak mempunyai aspek sejarah yang bisa dikembangkan untuk industri wisata tersebut.

"Kita melihat di negara maju seperti Paris, Roma dan lain-lain yang maju sektor wisatanya karena yang mereka unggulkan adalah sejarah. Ini membuat kita tertarik dan kenapa tidak untuk melakukannya juga di Siak," kata dia.

Sementara itu, Bupati Siak Alfedri  mengapresiasi program SEACHA bersama BPPI yang telah memilih Siak sebagai role model untuk manajemen heritage.

Apalagi yang diangkat adalah heritage city yang dilihat bukan hanya dari sisi fisik tetapi juga dari semua aspek kehidupan masyarakat.

"Semua itu untuk kita kembangkan dan manfaatkan demi pelestarian budaya Melayu. Hilirisasinya dari program heritage ini adalah mendorong pariwisata yang dapat menyejahterakan masyarakat," kata Alfedri.

Menurut Alfedri, program SEACHA dan BPPI sangat membantu di sisi promosi wisata Siak. Selain itu, program ini juga sesuai dengan visi misi Pemkab Siak untuk 5 tahun mendatang.

"Kami berkomitmen untuk bekerjasama dengan baik dengan komunitas, TACB, BPPI dan SEACHA," kata dia.

Laporan: Masroni

Share
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified