Minggu, 04 Mei 2014 07:58:00
Album baru The Used Padat Isu Sosial Politik
riauone.com, Jakarta - Tidak, Anda tidak salah baca. Album baru The Used memang padat isu sosial politik. Bahkan mereka berkeputusan untuk membuka Imaginary Enemy, tajuk album tersebut, dengan ucapan seorang Marxist asal Rusia bernama Leon Trotsky.
Tak hanya itu saja yang baru dari The Used pada album teranyar mereka. Imaginary Enemy adalah rilisan perdana label rekaman GAS Union yang didirikan sendiri oleh unit rock alternatif asal Utah, AS ini—menyusul Anger Music Group yang lebih dulu mereka bentuk tiga tahun silam.
GAS Union—GAS merupakan singkatan dari ‘give a shit’—diproklamirkan sebagai label rekaman yang revolusioner. GAS Union akan memberikan seluruh pendapatan album yang terjual kepada para kreator musik dan tak ada bagian untuk pihak di luar itu.
Selain itu, vokalis Bert McCracken, gitaris Quinn Allman, bassist Jeph Howard, dan drummer Dan Whitesides juga bereksperimen menggunakan metode rekaman yang belum pernah mereka coba di mana vokal direkam terlebih dahulu dan kemudian menyusul alat musik lainnya.
Unsur musik pop yang berhembus juga menjadi satu lagi hal baru dari The Used lewat Imaginary Enemy. Walau begitu, pihak band menekankan bahwa mereka tetap unit pengusung rock.
Rolling Stone berkesempatan mewawancarai sang bassist melalui surat elektronik untuk berbicara soal Imaginary Enemy.
Imaginary Enemy adalah rilisan perdana label rekaman yang The Used baru dirikan, GAS Union. Apa pemicu didirikannya label rekaman ini? Mengingat kalian sudah terlebih dahulu membentuk Anger Music Group pada 2011 silam.
Kami ingin menciptakan label rekaman di mana artis mendapat bayaran terlebih dahulu, bukan label rekamannya.
Untuk pengerjaan Imaginary Enemy, Bert McCracken merekam vokalnya terlebih dahulu dan kemudian menyusul penulisan musik oleh para personel The Used secara keseluruhan. Proses yang terbalik dari kebiasaan.
Saya yakin sudah ada band lain yang pernah melakukannya. Kami memulai dengan gitar dan drum dari peranti lunak, lalu Bert merekam vokal di atasnya. Setelah itu, kami mulai menulis dan merekam drum, bas serta gitar. Sangat menyenangkan. Bahkan terkadang saya menulis bagian bas tanpa suara gitar, drum atau vokal; hanya untuk menjaga suasana.
Dari sudut pandang Anda, dengan metode rekaman tersebut, seberapa berbeda hasil lagu pada Imaginary Enemy dibandingkan dengan album-album The Used sebelumnya?
Untuk album ini, kami melakukannya dengan santai dan membiarkan segalanya mengalir secara natural. Seperti yang Quinn pernah bilang, “Berpalinglah sejenak dari musik.” Saya tertarik untuk melakukannya lagi namun dengan jamming yang lebih lama setelah vokal selesai direkam. Segala hal baru itu menyenangkan.
Mengenai produser Imaginary Enemy, kenapa kembali memilih John Feldmann?
Bert dan Quinn bekerja sangat baik dengan Feldmann.
Ada suasana pop pada album ini yang dapat dideteksi lewat lagu “Generation Throwaway”, “Make Believe” dan “Imaginary Enemy”. Apa pemicu keputusan untuk menulis lagu-lagu baru kalian dengan unsur musik pop?
We are what we are, a rock band.
Imaginary Enemy dibuka dengan ucapan seorang Marxist asal Rusia, Leon Trotsky, tentang keniscayaan revolusi. Apa alasannya?
Karena sekarang atau tidak sama sekali, kita perlu mengambil kembali apa yang kita miliki, yaitu dunia.
Apakah ucapan tersebut berkaitan dengan bagaimana The Used ingin pendengar mempersepsikan Imaginary Enemy?
Seluruh isi album ini memiliki tema tentang membuka mata lebar-lebar dan lihat apa yang sebenarnya terjadi di dunia. Berhenti menonton televisi.
Apa dampak yang Anda harapkan dari Imaginary Enemy? Bert pernah bilang soal album ini, “Kami percaya bahwa seni bisa menjadi senjata, digunakan untuk membentuk dunia yang kita huni.”
Kami ingin agar publik yang memegang kendali.
Bagi Anda, siapa artis yang sukses memakai seni sebagai senjata untuk membentuk dunia?
John Lennon, dan ia ditembak mati karenanya.
Menurut Anda, apakah orang-orang, terutama para penggemar setia, sudah siap untuk mendengar lagu-lagu bermuatan politik dari The Used?
Saya tidak tahu, tetapi jika kita tidak mulai peduli terhadap hal-hal krusial, maka kita semua akan celaka. Tatap dalam-dalam segala kebohongan dan jangan percaya apa pun. Kenapa semuanya dikuasai oleh orang kaya?. (rs/roc/net)
Share
Berita Terkait
Horor Kecelakaan Truk di Riau, Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Macet Panjang
Kecelakaan Tol Pekanbaru-Dumai, Mobil Pickup Isuzu Trada ini Tabrak Ekor Truk Tronton Mitsubishi, Satu Penumpang Meninggal Dunia
R
Sedang Gembira ada Jalan TOL, Eh Pemerintah Naikan Tarif Tol Dumai-Pekanbaru dari Rp118.500 jadi Rp171.500
Ramai-nya, Pihak Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Catat 16 ribu kendaraan melintas setiap Hari
Komentar
Copyright © 2012 - 2024 riauone.com | Berita Nusantara Terkini. All Rights Reserved.Jasa SEO SMM Panel Buy Instagram Verification Instagram Verified