- Home
- Sosialita
- Kisah Jerry D Gray Mekanik AU AS di Arab, Memeluk Islam di Jakarta, Menangis Usai Membaca Alquran
Sabtu, 05 Januari 2019 08:31:00
Kisah Jerry D Gray Mekanik AU AS di Arab, Memeluk Islam di Jakarta, Menangis Usai Membaca Alquran
DUNIA, - Agama kekerasan', itulah citra negatif yang disematkan sebagian kalangan warga Barat terhadap Islam. Persepsi ini pula yang pada awalnya hinggap di benak Jerry Duane Gray ketika dia masih tinggal di Amerika Serikat (AS) dan bekerja di Angkatan Udara AS.
Dengan alasan ini pula, pria kelahiran Wiesbaden, Jerman, itu sempat mengemukakan keberatan ketika harus bertugas di Arab Saudi. Dia enggan masuk ke negara kerajaan itu karena takut terhadap orang Arab dan Islam.
Tapi, tugas tetap harus dilaksanakan. Maka, berangkatkah Jerry ke Timur Tengah sekitar tahun 1982. Dia menjadi mekanik pesawat AU AS serta instruktur di New Saudi Mechanics.
Di antara pesawat yang ditanganinya itu, terdapat pesawat pribadi Raja Fahd. Karena profesionalitas dan dedikasinya sebagai mekanik handal, Jerry pernah menerima surat dari raja sebagai bentuk pujian serta penghargaan.
Meski demikian, masih ada kekhawatiran dalam dirinya, khususnya terhadap kekerasan yang mungkin terjadi. Hari-hari awalnya bertugas di Arab Saudi pun terus dibayangi kegelisahan ini.
Akan tetapi, setelah sekian lama, apa yang dia risaukan tak pernah muncul. Justru, keadaan tenteram melingkupi suasana kerjanya dan juga di lingkungan tempat dia tinggal.
Jerry bahkan mendapati kenyataan lain dari sikap umat Islam. Dalam benaknya, orang-orang Islam sangat jauh dari kesan teroris dan kekerasan. Sebaliknya, mereka begitu toleran, cinta Tuhan, dan taat menjalankan ibadah.
Satu hal yang membuat Jerry takjub adalah kumandang azan yang bergema lima kali dalam sehari. Kumandang azan itu membuat umat Muslim segera memenuhi panggilan-Nya untuk melaksanakan shalat fardhu. Apa pun kegiatan dan aktivitas yang sedang dilakukan langsung ditinggalkan. Mereka seolah tak menghiraukan jam sibuk atau saat masih ada pelanggan toko yang hendak berbelanja. Shalat harus tepat waktu.
''Sungguh luar biasa. Baru pertama kali saya menyaksikan keimanan yang seperti ini,'' kenang Jerry saat berbicara pada acara diskusi bukunya yang berjudul Deadly Mist: Upaya Amerika Merusak Kesehatan Manusia di sebuah toko buku di Kota Depok, Jawa Barat.
Pernah suatu waktu, dia hendak berbelanja di sebuah toko emas di Jeddah. Namun, sang pemilik tidak ada di tokonya lantaran sedang shalat. Jerry menunggu di luar, tak berani masuk ke dalam.
''Mengapa Anda tidak masuk ke toko saya?'' tanya si pemilik toko ketika selesai shalat. ''Saya tidak berani. Nanti, ada yang mengira saya maling dan dapat hukuman yang berat,'' jawab Jerry.
Dengan tenang, orang Arab ini menjawab, ''Semua barang tersebut bukan milik saya. Ini semua kepunyaan Allah SWT. Mungkin saja Anda lebih perlu dari saya.'' Bertambahlah ketakjuban Jerry.
Sejak itu, timbul rasa ingin tahunya terhadap agama Islam. Dia mulai berani bertanya tentang Islam kepada rekan-rekannya yang Muslim.
Hatinya kian tersentuh manakala suatu hari seorang kenalannya yang berasal dari Yaman membawakan terjemahan kitab suci Alquran berbahasa Inggris. Alquran itu segera dibacanya. ''Ketika selesai membaca satu ayat, saya lupa nama ayatnya, tanpa sadar saya meneteskan air mata,'' papar dia.
Ia pun melanjutkan membaca Alquran. Tak lebih dari lima ayat setelahnya, Jerry pun percaya kebenaran yang tertulis dalam Alquran. Meski begitu, dia belum berkeinginan memeluk agama Islam.
Tahun 1984, Jerry meninggalkan Jeddah. Tujuan berikutnya adalah Jakarta dan di sini dia bekerja sebagai instruktur selam. Ini adalah keterampilannya yang lain karena Jerry telah menerima sertifikat PAD, instruktur selam internasional, pada tahun 1978.
Selain menjadi instruktur, dia sekaligus mengembangkan foto-foto bawah air dan juga video. Hasilnya lantas ditayangkan oleh sejumlah stasiun televisi terkemuka.
Berada di negara dengan umat Muslim terbesar di dunia kembali mendekatkannya dengan agama Islam. Maka, tak heran, pada suatu saat, seorang rekannya mengenalkannya dengan seorang guru agama.
Pada hari itu, Jerry sebenarnya sudah ingin memeluk Islam, tapi dia belum berani mengungkapkannya. Sang guru agama memaklumi. Namun, dia meminta Jerry untuk ikut mendengarkan ceramah serta pengajian di kediamannya.
Hari berikutnya, setelah mengikuti kegiatan agama, hatinya berkecamuk. Begitu sampai di rumah, dia langsung masuk ke kamar dan membaca kembali Alquran terjemahan yang dulu diberikan rekannya di Arab Saudi.
Dan, subhanallah, hidayah itu datang. Jerry pun memantapkan diri memeluk agama Islam. Seorang diri, dia bersyahadat dengan menggunakan bahasa Inggris.
Maka, hari berikutnya, dia tak tahan lagi. Kepada sang guru agama, dia mengutarakan keinginannya untuk masuk Islam. ''Langsung ustaz ini berdiri dan berseru alhamdulillah,'' ujarnya.
Ada hikmah yang dia petik setelah menjadi seorang Muslim, yakni jangan pernah berhenti belajar agama meski hingga akhir hayat. Prinsipnya, setiap Muslim harus memeluk agama Islam dengan sebenar-benarnya, terutama dalam melaksanakan segala ketentuan Allah.
Karena itulah, dia rela memendam keinginannya untuk kembali berkecimpung di dunia bawah air lagi. Jerry berharap dapat membuat film dan foto bawah laut, tapi kali ini dalam perspektif Islam. ''Saat ini, Allah SWT mungkin memberi petunjuk agar saya tetap aktif menulis dan berdialog dengan umat. Insya Allah, nanti di akhirat, saya bisa menemukan laut yang lebih indah,'' papar Jerry.